Din Syamsuddin Imbau Umat Agar Tidak Melampaui Batas Dalam Menolak Pernyataan Trump
"Wajar kalau kita protes sebagai bangsa yang cinta damai," ujar Din Syamsuddin
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP), Din Syamsuddin, menganggap wajar umat islam di Indonesia bereaksi dengan pernyataan Presiden Amerika Serika (AS) Donald Trump.
Menurutnya, Indonesia merupakan bangsa yang dalam konstitusinya mengharuskan turut serta melaksanakan ketertiban dunia, atas dasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Baca: Permintaan Netanyahu Dukung Pernyataan Donal Trump Soal Yerusalem Ditolak Uni Eropa
"Wajar kalau kita protes sebagai bangsa yang cinta damai," ujar Din Syamsuddin di kantor Centre of Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC), Jakarta Selatan, Senin (11/12/2017).
Namun, sikap tersebut hendaknya ditunjukan melalui cara-cara yang tidak melanggar hukum.
Din Syamsuddin mengingatkan, jika sikap menolak pernyataan Presiden AS itu ditunjukan melalui cara yang salah yang akan dirugikan umat Islam.
Baca: Soal Yerusalem, Presiden Palestina Ogah Temui Wapres AS
"Saya pesankan jangan sampai melampaui batas, jangan obsesif atau merusak," katanya.
Terpenting menurutnya Indonesia tetap menyuarakan mendukung Palestina dan mendorong stabilitas dan keamanan dunia.
Ia mengapresiasi pemerintah Indonesia yang sudah mengambil sikap tegas, menolak pernyataan Donald Trump soal Yerusalem.
Baca: Demo Pernyataan Donald Trump, Dua Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel
Din Syamsuddin mendorong pemerintah Indonesia untuk terus berupaya memberikan penekanan melalui kapasitasnya sebagai negara dengan umat muslim terbesar untuk menentang pernyataan Donald Trump.
Sekjen Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom dalam kesempatan yang sama menyebut selain pemerintah, masyarakat juga bisa mengambil inisiatif melakukan hal yang sama.
PGI sendiri sudah membuka komunikasi dengan pihak gereja di AS, untuk menentang pernyataan Donald Trump.
"Kita komunikasi dengan pihak gereja di Amerika (Serikat)," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.