Peluang, Tantangan hingga Memilih Calon Sekjen Golkar dari Kaca Mata Pengamat
"Caranya adalah ketegasan dari Airlangga Hartarto terhadap praktik koruktif, sistemik yang melanda di tubuh partai."
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengatakan, Partai Golkar harus menjadikan momentum Munaslub ini sebagai evaluasi dan proyeksi untuk menata partai berlambang beringin ini jadi lebih baik di masa mendatang.
"Pertama, saya kira jadikan Munaslub ini sebagai bagian dari ajang evaluasi yang mendasar di tubuh Golkar, karena Golkar bertubi-tubi atau berkali-kali ada problem yang serius yang kemudian berdampak pada citra golkar. Langkah penting yang perlu dilakukan Airlangga Hartarto adalah apa yang disebut dengan 'image restoretion'. Jadi memulikan citra, kalau buruk menjadi baik," kata Ubedilah saat dihubungi wartawan, Rabu (20/12/2017).
Ubedilah menjelaskan, tantangan ketua umum baru adalah isu korupsi. Ketum baru, menurutnya, harus memperlihatkan ketegasanya untuk memerangi isu korupsi yang menjadi perhatian publik.
"Caranya adalah ketegasan dari Airlangga Hartarto terhadap praktik koruktif, sistemik yang melanda di tubuh partai. Saya kira sikap tegas Airlangga Hartarto terhadap sikap tegas ini akan merubah cara pandang publik terhadap Golkar," tuturnya.
Selain itu menurut Ubedilah, juga diperlukan restrukturisasi dalam kepengurusan sebagai bagian dari harapan publik sesuai dengan taglinenya yakni Golkar bersih.
Baca: Cerita Ibu Korban yang Anaknya Dibawa Kabur Penculik Berkaca Mata di ITC Kuningan
Baca: Indonesia Kekurangan SPG, Setiap Tahun Butuh 40.000 SPG Usia 19 Sampai 23 Tahun
"Revitalisasi struktur partai, dari orang-orang (pengurus lama) yang cenderung bagian dari praktik korupsi diganti oleh orang-orang baru atau kader Golkar yang belum terkontaminasi oleh orang-orang lama," ujarnya.
"Saya kira untuk Sekjen bisa saja misalnya ambil yang muda, visioner, yang punya sikap terhadap praktik kurupsi. Itu kan ada tokoh-tokoh muda yang muncul," tambahnya.
Saat ditanyakan terkait salah satu hasil Survei INDODATA yang rilis pada Senin (18/12/2017) kemarin memunculkan sejumlah tokoh yang dinilai punya kapasitas dan nama Ahmad Doli Kurnia mendapatkan skoring tertinggi peluang calon Sekjen dari responden. Dirinya menilai terbuka peluang Doli menggantikan posisi Idrus Marham.
"Saya kira kalau lihat dari track recordnya cukup layak untuk jadi Sekjen. Pertama dia (Doli Kurnia) punya pengalaman jadi aktivis. Yang kedua, punya sikap terhadap praktik korupsi yang dilakukan oleh Setya Novanto," ucapnya.
"Saya kira Golkar memerlukan figur baru yang muda, visioner, yang punya loyalitas pada politik adiluhungnya Golkar, bukan pada ketua yang memerlukan kekeliruan. Jadi, sebetulnya kalau Doli mendapatkan suara tinggi pada sebuah survei untuk menduduki Sekjen Golkar saya kira wajar saja. Dia kritis dalam hal-hal koruptif," paparnya.
Masih kata Ubedilah, tantangan Golkar mendatang pun ada di depan mata dan harus dijawab dengan tepat oleh partainya. Selain itu, menurutnya, Golkar juga harus fokus pada program strategisnya sebagai upaya menghadapi tahun politik mendatang.
"Ya banyak 'PR' nya. Pertama, Airlangga harus mampu melakukan konsolidasi di tubuh Golkar secara baik. Kedua, Fokus pada program-program strategis untuk menghadapi tahun politik tahun politik dari 2018-2019. Kalau kemudian tidak mampu membuat langkah-langkah strategis akhirnya berdampak berat, perkiraan saya nantinya suaranya bisa turun jika tak mampu menghadapi itu," tandasnya.