Ini 10 Pengakuan Andi Narogong soal Korupsi KTP Elektronik
Meski dituntut 8 tahun penjara, Andi mendapat predikat sebagai saksi pelaku yang bekerja sama dengan penegak hukum alias justice collaborator.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andi Agustinus alias Andi Narogong akan menjalani sidang pembacaan putusan hakim di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (21/12/2017). Andi merupakan terdakwa dalam kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
Meski dituntut 8 tahun penjara, Andi mendapat predikat sebagai saksi pelaku yang bekerja sama dengan penegak hukum alias justice collaborator.
Pengakuan yang ia sampaikan dalam sidang pemeriksaan terdakwa dianggap sangat membantu penegak hukum.
Baca: Penasihat Hukum Minta Andi Narogong Diberi Keringanan Hukuman
Keterangan Andi dinilai tak cuma memperjelas konstruksi perkara. Pengakuannya membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membongkar keterlibatan pelaku lain dalam korupsi e-KTP.
Berikut 10 pengakuan Andi dalam sidang pemeriksaan terdakwa:
1. Akui ada "mark up" dan kerugian negara dalam proyek e-KTP
Andi mengakui bahwa benar telah terjadi penggelembungan nilai (mark up) dalam proyek pengadaan e-KTP. Menurut Andi, mark up tersebut merupakan kerugian negara.
2. Andi sebut adik Gamawan Fauzi dapat ruko dari proyek e-KTP
Andi menyebut bahwa uang korupsi proyek e-KTP mengalir kepada anggota DPR dan pejabat di Kementerian Dalam Negeri.
Salah satu yang ikut menerima jatah dalam bagi-bagi fee tersebut adalah Azmin Aulia yang merupakan adik kandung mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Menurut Andi, Azmin diberikan sebuah ruko di Grand Wijaya, Kebayoran, Jakarta Selatan. Ruko tersebut diberikan kepada Azmin oleh Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra Paulus Tanos.
3. Jatah untuk Setya Novanto dan DPR 7 juta dollar AS
Andi memastikan Setya Novanto dan anggota DPR lain sudah menerima uang 7 juta dollar Amerika Serikat. Pemberian itu merupakan kesepakatan bahwa DPR akan menerima fee dari pengusaha sebesar 5 persen.
4. Jatah untuk Setya Novanto lewat Made Oka Masagung
Awalnya, menurut Andi, konsorsium pelaksana e-KTP dipersulit pihak Kementerian Dalam Negeri. Konsorsium tidak diberikan uang muka untuk menjalankan proyek.
Setelah mendengar keluhan itu, kata Andi, Setya Novanto mengatakan bahwa para pengusaha akan dikenalkan dengan temannya, Made Oka Masagung.
Menurut Andi, Setya Novanto memperkenalkan Oka Masagung sebagai orang yang punya jaringan luas di bidang perbankan.
Namun, selain mengenai masalah uang muka proyek, menurut Andi, Setya Novanto juga meminta agar fee untuk dirinya dan DPR diberikan melalui Oka Masagung.
5. Chairuman Harahap dan Setya Novanto menagih uang untuk DPR
Andi menyebut Ketua Komisi II DPR Chairuman Harahap dan Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto menagih uang untuk dibagikan kepada anggota DPR. Uang tersebut sebagai bentuk komitmen para pengusaha yang mengerjakan proyek e-KTP.
Penagihan itu dilakukan di Equity Tower, SCBD, Jakarta. Pertemuan itu juga dihadiri pengusaha Paulus Tanos.
6. Adik Gamawan Fauzi salah satu kunci dalam proses lelang e-KTP
Andi menyebut bahwa Azmin Aulia adalah salah satu kunci penentu pemenang lelang dalam proyek e-KTP. Azmin merupakan adik kandung Gamawan Fauzi yang saat itu menjabat Menteri Dalam Negeri.
Azmin memiliki kedekatan dengan Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra Paulus Tanos.
7. Setya Novanto dapat jam tangan seharga 135.000 dollar AS
Andi mengaku pernah memberikan jam tangan Richard Mille seharga 135.000 dollar AS kepada Setya Novanto. Jam tangan tersebut merupakan hadiah ulang tahun Setya Novanto.
Selain itu, Andi mengakui bahwa hadiah arloji mewah tersebut sekaligus ucapan terima kasih atas bantuan Setya Novanto yang telah meloloskan anggaran proyek pengadaan e-KTP di DPR.
Pembelian jam tangan itu dilakukan Andi bersama Johannes Marliem.
8. Uang kepada Setya Novanto diputar ke Singapura
Andi mengakui bahwa uang untuk Setya Novanto lebih dulu dikirim ke rekening perusahaan milik Oka Masagung di Singapura.
Uang tersebut berasal dari PT Quadra Solutions yang diwakili Anang Sugiana Sudihardjo dan PT Biomorf yang diwakili Johannes Marliem.
9. Pertemuan di rumah Setya Novanto
Dalam persidangan, Andi menyebut ada beberapa kali pertemuan di kediaman Setya Novanto.
Pertemuan itu dihadiri sejumlah pengusaha, salah satunya yang juga keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi.
Tidak cuma soal pembagian fee. Menurut Andi, pertemuan itu sampai membicarakan hal-hal teknis dalam pengadaan barang dan jasa untuk proyek e-KTP.
10. Setya Novanto kembalikan jam tangan
Pada awal 2017, Setya Novanto mengembalikan jam tangan Richard Mille seharga 135.000 dollar AS kepada Andi Narogong.
Jam tangan tersebut dikembalikan saat kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP ramai dibicarakan publik.
Penulis: Abba Gabrillin
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ini 10 Pengakuan Andi Narogong soal Korupsi E-KTP