Ma'ruf Amin Anggap Aksi Bela Palestina Sesuai Harapan
Aksi tersebut digelar untuk menyikapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Bela Palestina yang digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Minggu lalu (17/12), sanggup mengundang jutaan muslim.
Berapa jumlah pastinya, Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin mengaku tidak terlalu memusingkan hal tersebut, namun ia percaya jumlahnya sangat banyak.
"Dari segi massa, kata Wakapolri (Komjen Pol Syafruddin), terbesar sedunia, kata Wakapolri itu terbesar," ujarnya kepada wartawan di kantor MUI, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2017).
Aksi tersebut digelar untuk menyikapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan berminat memindahkan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Selain menggelar doa bersama, dalam aksi tersebut, perwakilan dari massa juga menyambangi kantor Kedubes AS untuk Indonesia, dan menyampaikan petisi penolakan pernyataan Donald Trump.
Baca: Tio Pakusadewo Mengaku Beli Paket Sabu Rp 1,3 Juta dari Seorang Perempuan
Pascaaksi digelar, MUI tidak hanya menerima surat dari Kantor Kedubes AS untuk Indonesia, pihak Gedung Putih juga mengirimkan surat untuk Ma'ruf Amin.
Surat dengan kop Gedung Putih itu, ditandatangani oleh Deputy Assistant to the President and Senior Director for East Asian Affair at the National Security Council, Matthew Pottinger.
Namun balasan-balasan tesebut, tidak menyiratkan niat pemerintah AS untuk menganulir pernyataan Donald Trump.
Ma'ruf Amin menyebut pihaknya siap untuk mengambil langkah lanjutan, yang antara lain adalah menyerukan boikot terhadap produk AS.
Hal tersebut menurutnya lebih efektif, ketimbang mengancam pemerintah AS dengan senjata.
"Bahwa andaikata Amerika tidak mau menghentikan keputusannya, maka besar kemungkinan kita melakukan aksi boikot produk Amerika," ujarnya.
"Kita harus mengajak seluruh bangsa-bangsa di dunia, agar memiliki tekanan, pengaruh besar terhadap ekonomi Amerika. Kalau ditakuti-takuti pakai senjata (mereka) tidak takut, ditakuti pakai ekonomi, mudah-mudahan takut," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.