Muncul Usulan Indonesia Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel, Ini Reaksi Politikus Nasdem
Alasannya supaya pemerintah bisa menjadi mediator dalam penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Usulan sekelompok kecil orang supaya pemerintah Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel, ditentang politikus Partai NasDem T. Taufiqulhadi.
Hal ini menanggapi permintaan pengurus Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Albertus Patty.
Baca: 13 Pekerja Ilegal Asal Tiongkok yang Bekerja di Proyek Tol Pekalongan Masih Diperiksa
Alasannya supaya pemerintah bisa menjadi mediator dalam penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel.
"Jika Indonesia membuka hubugan diplomatik sekarang, bukan saja Indonesia tidak bisa memainkan peranan apa pun sebagai negara penengah," kata Taufiqulhadi kepada Tribunnews.com, Senin (25/12/2017).
Anggota Komisi III DPR RI ini menilai, Indonesia bisa dianggap mendukung pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina.
"Sekaligus menghancurkan moral negara-negara sahabat Indonesia, terutama dalam OKI, dan di tempat lain di dunia," katanya.
Menurutnya, argumen bahwa ndonesia dapat memainkan peranan penting dalam perdamaian Palestina dan Israel, jika telah memiliki hubungan diplomatik itu adalah nonsense, atau omong kosong.
"Sebab walau mungkin Indonesia aktor utama di kawasan Asia Tenggara. Tapi jelas Indonesia bukan aktor penting di Timur Tengah. Di luar Itu, Indonesia harus dianggap sebagai major power setara Amerika Serikat dan Rusia," kata Taufiqulhadi.
Dirinya juga menjelaskan, Indonesia bukan major power seperti AS.
"Perancis dan Inggris saja yang lebih berpengaruh, selalu gagal memainkan peranan penting dalam perdamaian kedua bangsa di Palestina itu," katanya.
Lebih lanjut Taufiqulhadi menambahkan, Indonesia harus berperan menempatkan dirinya sebagai kekuatan penekan, dalam isu perdamaian Timur Tengah.
"Indobesia bisa bertindak lebih agresif dalam diplomasi untuk mendorong kohesivitas dalam tubuh OKI, dan sekaligus menjadi kekuatan penekan yang lebih kuat. Agar Amerika sebagai patron Israel dan Israel sendiri yang terus mencaplok tanah Palestina kembali posisi tahun 1967," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.