Rapor Jokowi-JK dalam Kacamata Survei 2017
Tanggal 20 Oktober 2017 duet Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Joko Widodo-Jusuf Kalla resmi memerintah selama tiga tahun sejak 2014.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Ferdinand Waskita
“Sebanyak 55,4 persen responden keluhkan tarif listrik, bahan bakar minyak (BBM), dan keperluan bahan pokoknya yang mahal. Sementara yang mengeluhkan ketersediaan lapangan pekerjaan 14,1 persen, korupsi (3,9 persen), narkoba (3,3 persen), berita hoax (2,5 persen), dan 7,6 persen menjawab tidak tahu,” ujar pendiri KedaiKopi Hendri Satrio tanggal 8 Oktober 2017 lalu.
Peneliti Politik dan Hubungan Internasional CSIS, Arya Fernandes pada tanggal 11 September 2017 lalu menjelaskan bahwa bidang ekonomi akan menjadi ganjalan terbesar Jokowi di tahun 2019 jika tidak segera diperbaiki.
“Kinerja perekonomian di mata masyarakat masih tertatih-tatih yaitu hanya mencapai kepuasan 56,9 persen, walaupun kini sudaj mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 46,8 persen,” terangnya.
Untuk itu jika ingin berhasil di Pemilu Presiden 2019, Arya menyebut pemerintahan Jokowi-JK perlu menjaga kepuasan publik di bidang ekonomi agar tidak jeblok di bawah 50 persen.
“Kalau kinerja di bidang ekonomi dinilai berada di bawah 50 persen maka akan mengganggu jalannya pemerintahan maupun elektabilitas Pak Jokowi sendiri,” pungkasnya.