Wasekjen Hanura: Pilkada 2018 harus Jauh dari Isu SARA dan Hoax
Menyambut tahun baru 2018, Tri juga menggelar bhakti sosial di Cilacap, Jawa Tengah.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen Hanura Tridianto mengharapkan Pilkada serentak 2018 tidak menjadi ajang penyebaran kebencian SARA dan isu hoax di media sosial.
Diketahui, ada 171 daerah yang akan melakukan pemilihan kepala daerah baru, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tridianto mengajak seluruh masyarakat tinggalkan suhu politik panas tahun 2017 saat pertarungan Pilkada DKI Jakarta.
Baca: Sepeda Hadiah Jokowi Jadi Trend 2017, Mulai Santri Sampai Raisa
Dia berharap, tahun 2018 menjadi tahun yang penuh dengan toleransi dan pertarungan politik yang adil serta damai.
Kata Tri, konflik dan ketegangan karena kebencian berdasarkan SARA sangat tidak baik dan bisa ganggu persatuan bangsa. Ini yang harus ditinggalkan. Tahun baru 2018 toleransi dan semangat persatuan harus dikuatkan.
Semangat Bhinneka Tunggal Ika harus makin ditanamkan.
Baca: Kasus Mangkrak di Polda Metro: Misteri Kematian Akseyna, SMS Gelap Antasari hingga Rizieq Shihab
"Kompetisi politik tahun 2018 sebagai tahun politik harus dijauhkan dari isu SARA dan hoax. Kampanye-kampanye pilkada harus mengutamakan program-program kesejahteraan rakyat. Jangan SARA dan hoax. Biar tahun 2018 lebih baik dan damai," kata Tri melalui pesan singkat, Minggu (31/12/2017).
Menyambut tahun baru 2018, Tri juga menggelar bhakti sosial di Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut, ratusan warga mendapat pengobatan gratis. Bagi anak-anak pun ada program khitan massal yang tak dipungut biaya.
Acara ditutup dengan doa bersama mengucap rasa syukur tahun 2017 dan demi kelancaran menyongsong tahun 2018.
"Intinya saya ingin bersyukur tahun 2017 diberi anugerah kesehatan dan kelancaran. Bersyukur ya caranya dengan berbagi dengan sedulur-dulur yang membutuhkan. Sekaligus juga berdoa dan berharap semoga tahun depan lebih baik lagi. Semuanya jadi lebih baik, kehidupan rakyat juga semakin baik dan sejahtera," kata Tri.
Acara bhakti sosial ini ingin menunjukkan bahwa Hanura dekat dengan rakyat. Dia pun mengutip pesan Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) yang melarang kadernya berkhianat pada rakyat.
"Saya ingat pesan Ketum OSO, jangan khianati rakyat," kata Tri.