Buya Syafi'i: Problem Konkret Indonesia adalah Kesenjangan Sosial
Ketimpangan sosial terjadi karena selama ini sila kelima Pancasila tidak dijadikan pedoman dalam membangun Bangsa Indonesia selama merdeka
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafi'i Ma'arif atau biasa disapa Buya Syafi'i mengatakan Indonesia saat ini ada problem konkret yakni kesenjangan sosial.
Hal itu ia sampaikan usai melakukan diskusi dengan Organisasi Indonesia Tionghoa (INTI) di The Resort Westlake Jl Ringroad Barat, Yogyakarta, Rabu, (3/1/2018).
Bangsa Indonesia harus belajar kepada siapapun dalam hal 'menjinakkan' uang.
"Yang kurang pada bangsa kita ini yaitu tidak mau belajar menjinakkan uang. Orang Cina piawai menjinakkan uang, nah kita perlu belajar dengan mereka ini," kata Buya Syafi'i.
Buya Syafi'i menuturkan meski belajar kepada bangsa manapun tetap harus mempertahankan identitas sebagai bangsa Indonesia.
Selain itu, menurutnya, Sila kelima Pancasila yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus dibawa turun ke bumi.
Baca: Hujan Buyarkan Acara Malam Tahun Baruan di Palembang
"Sila kelima Pancasila itu harus dibawa turun ke bumi untuk melawan ketimpangan sosial yang semakin parah. Kalau bisa di akhir tahun 2024, Desa Tertinggal yang masih sekitar 36% itu menjadi tinggal 10%," tuturnya.
"Kalau sudah seperti itu demo-demo itu pasti sudah tidak ada lagi," tambahnya.
Ditambahkan Buya Syafi'i ketimpangan sosial terjadi karena selama ini sila kelima Pancasila tidak dijadikan pedoman dalam membangun Bangsa Indonesia selama merdeka.
"Semua yang dibangun akan bisa rusak, sila kelima harus dibawa turun ke bumi secepatnya," kata Buya Syafi'i.
Dalam diskusi yang bertema 'Mengatasi Kesenjangan Sosial di Indonesia' turut dihadiri juga oleh Alissa Wahid, Koordinator Gusdurian dan K.H Imam Aziz, PBNU. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.