Fadli Zon Bantah Tudingan La Nyalla soal Prabowo Minta Uang Rp 40 Miliar sebagai Syarat Cagub Jatim
"Saya kira kalau dari pak Prabowo tidak ada ya itu, saya tidak pernah dengar," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (11/1/2018).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah bila Prabowo Subianto dan partainya meminta uang Rp 40 miliar kepada La Nyalla Mattalitti sebagai syarat mendapatkan rekomendasi diusung di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018.
Untuk diketahui, La Nyalla sempat mendapat rekomendasi maju di Pilgub Jatim sebelum kemudian mandatnya dikembalikan ke Gerindra dengan alasan tidak mendapatkan koalisi.
"Saya kira kalau dari pak Prabowo tidak ada ya itu, saya tidak pernah dengar," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (11/1/2018).
Menurut Fadli, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tidak pernah meminta uang untuk kepentingan pribadi maupun untuk partai kepada pasangan calon.
Baca: Berniat Maju di Pilgub Jatim, La Nyalla Mengaku Diminta Uang Rp 40 Miliar Oleh Prabowo
Mungkin yang ada, menurut Fadli, Prabowo menanyakan kesiapan logistik calon peserta Pilkada yang diusung.
"Kalau itu dipertanyakan terkait kesiapannya untuk menyediakan dana untuk pemilu untuk digunakan dirinya sendiri ya sangat mungkin, tentu logistik dalam pertarungan pilkada sangat diperlukan," katanya.
Pasalnya menurut Fadli untuk maju sebagai peserta pemilu dibutuhkan logistik yang tidak sedikit.
Apalagi di Jawa Timur yang jumlah kabupten serta penduduknya yang cukup besar.
Logistik tersebut digunakan untuk menggerakan relawan dan membiayai trasportasi serta konsumsi saksi.
"Jadi saya kira wajar, bukan untuk kepentingan pribadi atau partai, tapi kepentingan yang bersangkutan," katanya.
Terkait tudingan La Nyalla bahwa uang tersebut merupakan syarat rekomendasi, menurut Fadli, hanya kesalahpahaman saja.
Ia mengatakan masalah tersebut dapat dikomunikasikan atau diperdebatkan.
"Saya kira itu miss-komunikasi, harusnya itu bisa diperdebatkan apa yang dimaksud, itu hanya miss-komunikasi," pungkasnya.