Fahri Hamzah: Saya Suka Dikeroyok, Selalu Ingin Dikepung
“Saya ingin dikeroyok, saya suka itu, selalu ingin dikepung. Saya persilakan siapa saja untuk serang saya dan lembaga DPR RI dengan opini."
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Satu hal yang dikritik Fahri adalah sikap pemerintah terutama Presiden Joko Widodo yang kurang memanfaatkan posisinya untuk memluruskan informasi bohong yang kerap kali muncul dan membingungkan masyarakat.
Baca: Tiga Bulan Pimpin DKI Jakarta, Ini Evaluasi Sandiaga Uno
Karena menurutnya informasi saat ini sudah terbuka sehingga perlu mendapat kontrol dari pemerintah.
Dituturkannya, dirinya yang lahir dan besar di pedesaan sehari-hari akrab dengan kegelapan, di mana informasi hanya berasal dari sumber-sumber tertentu.
Menurut dia, informasi mengenai kegiatan sekitar hanya selepas maghrib di mana ada orang yang teriak-teriak sebar informasi.
Televisi dan radio juga hanya dimiliki orang-orang tertentu dan acara berita saat itu hanya satu saja.
Berbeda dengan sekarang di mana ada jutaan kanal yang bisa dipilih masyarakat untuk memperoleh informasi.
"Dan ketika ada informasi hoax yang ditangkap masyarakat seharusnya Presiden memanfaatkan podium istana untuk menyampaikan apa yang menjadi sikap pemerintah sebenarnya dan meluruskan hoax tersebut,” ujar pria kelahiran Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada tahun 1971 lalu.
Fahri juga menyampaikan bahwa untuk membersihkan citra politik Indonesia generasi muda perlu memahami tujuan dan arti politik sebenarnya.
Politik menurutnya rekonsiliasi dan negosiasi untuk menuju perdamaian.
"Jangan minder jadi politisi, karena politisi adalah pekerjaan paling mulia, karena tak ada satu pun kebijakan di negara ini tanpa melalui proses politik,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.