Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rita Akan Buktikan Puluhan Tas dan Sepatu Kesayangannya Dibeli Dari Uang Legal, Bukan Hasil Korupsi

Rita Widyasari membantah sejumlah asetnya, termasuk puluhan tas dan sepatu bermerek, yang disita KPK hasil korupsi.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Rita Akan Buktikan Puluhan Tas dan Sepatu Kesayangannya Dibeli Dari Uang Legal, Bukan Hasil Korupsi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tersangka kasus suap di Kutai Kartanegara Rita Widyasari bersiap menjalani pemeriksaan gedung KPK Jakarta, Selasa (19/12/2017). KPK memperpanjang masa penahanan Bupati Kutai Kartanegara terkait kasus dugaan suap pemberian izin lokasi untuk keperluan inti dan plasma perkebunan kelapa sawit di Muara Kaman, Kutai Kartanegara kepada PT Sawit Golden Prima. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka Bupati (nonaktif) Kutai Kartanegata Rita Widyasari membantah sejumlah asetnya, termasuk puluhan tas dan sepatu bermerek, yang disita KPK bagian pencucian uang karena berasal dari tindak pidana korupsi.

"Kami dari penasihat hukum dan Bu Rita sendiri akan membuktikan itu di persidangan. Bu Rita bilang itu dibeli dari uang legal, dia punya banyak perusahaan," kata kuasa hukum Rita Widyasari, Nouval El Farveisa.

Menurut Nouval, seorang Rita Widyasari mempunyai kemampuan untuk membeli aset maupun puluhan tas dan sepatu bermerek bernilai ratusan juta rupiah.

Rita Widyasari yang dua periode menjabat Bupati Kukar dan penerus bupati terkaya Syaukani Hasan Rais itu mempunyai banyak perusahaan.

Baca: Dipamerkan, Istri Cantik Idrus Marham Tunjukkan Ketaatan Pada Suami, Ini yang Dilakukannya

"Ibu Rita enggak sedih, enggak kecewa. Dia enggak masalah," ujar Nouval saat dikonfirmasi respons Rita atas penyitaan aset dan barang-barang kesayangannya.

Pada Rabu, 17 Januari 2018, pihak KPK melansir kasus baru yang menjerat Bupati (nonaktif) Kukar, Rita Widyasari. Rita ditetapkan sebagai tersangka kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Berita Rekomendasi

Rita Widyasari bersama rekannya, Komisaris PT Media Bangun Bersama, Khairudin, diduga menerima gratifikasi berbentuk fee dari berbagai pihak selama sekitar enam tahun menjabat Bupati Kukar.

Gratifikasi yang diterimanya berbentuk fee proyek, perizinan, serta fee pengadaan barang dan jasa yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kukar.

Total gratifikasi yang diterima sebesar Rp 436 miliar. Jumlah tersebut bisa bertambah dalam pengembangan penyidikan kasus pencucian uang ini.

Rita dan Khairudin diduga menyamarkan penerimaan hasil gratifikasi itu ke dalam bentuk kendaraan, tanah, uang tunai dan bentuk lainnya. Barang dan aset tersebut diatasnamakan orang lain.

Terkait kasus pencucian uang Rita Widyasari ini, penyidik KPK melakukan penggeledahan di sembilan titik selama lima hari terakhir sejak 11 Januari 2018.

Di antaranya di dua rumah pribadi milik Rita Widyasari di Tenggarong, tiga rumah pribadi anggota DPRD Kabupaten Kukar yang tergabung dalam "Tim 11" di Tenggarong, dan rumah teman dari Rita di Samarinda.

Bupati Kukar Rita Widyasari dan contoh tas mewah Louis Vuitton
Bupati Kukar Rita Widyasari dan contoh tas mewah Louis Vuitton (TribunStyle.com/ Kolase)

Tempat lain yang digeledah adalah kantor PT Sinar Kumala Naga dan dua rumah pribadi milik pihak terkait di Samarinda.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas