Panglima TNI Ingin Tambah Hercules, Menhan: Tidak Usah Banyak-banyak
"Singapura Herculesnya lama-lama juga, kita aja kurang pemeliharaan," ujar Ryamizard di kantor Kemenkopohukam, Jakarta, Senin (22/1/2018).
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menilai penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista), seperti pesawat Hercules tidak perlu dalam jumlah banyak.
"Saya setuju, tidak usah banyak-banyak juga, yang penting ada, kita lihat India, Singapura Herculesnya lama-lama juga, kita aja kurang pemeliharaan," ujar Ryamizard di kantor Kemenkopohukam, Jakarta, Senin (22/1/2018).
Namun, mengenai jumlah pengadaan Hercules yang pantas pada saat ini, Ryamizard tidak menyebutkan secara pasti dan akan dikomunikasikan terlebih dahulu dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Dikit saja, saya bicara dulu dengan Panglima TNI, kita hitung-hitung dulu dananya, kita inikan tentara rakyat, rakyat dipikirkan baru kita, jangan pikirkan diri sendiri baru rakyat," tutur Ryamizard.
Baca: Diplomasi Ala Panglima TNI, Ajak Ngopi di Dalam Pesawat Hercules
Dirinya menjelaskan, pada intinya Hercules yang nantinya didatangkan sama saja dengan jenis sebelumnya, tetapi soal kenyamanan dan kemananan pastinya memiliki sistem yang baru.
"Yang lama saja aman kok, sudah 50 tahun, enak saja dipakai, karena saya suka pakai itu, mesinnya ada empat, mati satu ada tiga mesin lagi, mati dua tinggal dua mesin lagi," paparnya.
Sebelumnya Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ingin memperkuat Alutsista angkatan udara, mulai dari pesawat tempur F5, penambahan pesawat Hercules, dan penambahan jumlah radar.
Nantinya pesawat Hercules yang didatangkan merupakan Hercules tipe J.