TRIBUNNEWS.COM - Sekian lama jadi kontroversi, Ketua Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Universitas Indonesia akhirnya bicara di acara Mata Najwa soal motifnya mengartu kuning Presiden Jokowi.

Zaadit mengklaim aksinya mewakili aspirasi semua mahasiswa.

Dia mengaku berusaha selalu berada di garda terdepan membela rakyat, termasuk dalam konteks isu gizi buruk di Asmat, Papua.

Baca juga: Sosok Ini Menyelamatkan Kampus UI Setelah Tertampar Kartu Kuning Jokowi dari Ketua BEM Zaadit Taqwa

Rupanya pernyataan itu tak sepenuhnya menyakinkan seorang politisi yang ikuti bicara dalam program tersebut.

Politikus Adian Napitupulu menilai pernyataan Zaadit soal Asmat tentu baik-baik saja, hak dia mengritik presiden.

Sayangnya, aksi Zaadit tidak memiliki legitimasi atau pengakuan moral yang kuat.

Pasalnya sebelum melayangkan kritik, Zaadit belum mengetahui secara langsung apa yang terjadi di Asmat.

Hanya koar-koar nun jauh dari Papua tanpa paham kondisi terkini di sana. 

Suasana pun memanas dalam ajang debat Mata Najwa. 

Simak selengkapnya --->> Halaman Lengkap