Beredar Tiket Pulang Habib Rizieq ke Indonesia, Ini Penjelasan Presidium Alumni 212
Meskipun menurut Umar Al-Hamid masyarakat dan bahkan diri Habib Rizieq sendiri menginginkan segera pulang ke Indonesia.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Presidium Alumni 212 Habib Umar Muhammad Al-Hamid mengatakan bahwa gambar tiket pesawat kepulangan Habib Rizieq Syihab ke Indonesia yang beredar di media sosial adalah palsu.
Dalam tiket tersebut tertulis Muhammad Rizieq Syihab memesan tiket pesawat Saudi Arabian Airlines di mana yang bersangkutan rencananya akan tiba di Indonesia pada tanggal 21 Februari 2018.
“Itu palsu, yang kalian lihat itu boarding pass, bording pass itu diberikan kalau yang bersangkutan mau berangkat. Kalau jauh hari sebelumnya sudah pegang boarding pass itu sudah pasti palsu,” jelas Umar Al-Hamid saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2018).
Baca: Presidium Alumni 212: Polisi Jangan Tebar Ancaman kepada Habib Rizieq
Mengenai kepulangan Habib Rizieq yang isunya akan dilakukan pada tanggal 21 Februari 2018 itu, Umar Al-Hamid mengatakan bahwa yang bersangkutan bahkan belum memberi kepastian soal itu.
Meskipun menurut Umar Al-Hamid masyarakat dan bahkan diri Habib Rizieq sendiri menginginkan segera pulang ke Indonesia.
“Kepulangan beliau sangat ditunggu, beliau juga sangat ingin kembali ke Indonesia, tapi ada sesuatu yang dia tunggu. Yaitu petunjuk dari Allah SWT, karena bagi tokoh agama seperti ulama wajar melakukan istiqomah dan istikharah untuk mendapat petunjuk.”
“Jika beliau mendapat petunjuk untuk pulang maka ia akan melaksanakan itu sebagai perintah Allah SWT apa pun rintangan yang akan dihadapinya,” tegas Umar Al-Hamid.
Baca: Habib Rizieq Mau Pulang? Presidium Alumni 212: Masyarakat Jangan di-PHP
Umar Al-Hamid juga belum melihat tanda-tanda Habib Rizieq akan pulang ke Indonesia pada tanggal 21 Februari 2018 tersebut.
“Untuk pulang perlu persiapan, agar tidak terjadi kegaduhan yang tidak perlu, beliau pasti pertimbangkan itu. Yang pasti beliau ingin saat dirinya pulang Indonesia dalam keadaan “hyper damai”, untuk melanjutkan aksi damai dan aksi super damai yang dilakukan selama setahun terakhir,” pungkasnya.