Strategi Anyar PDIP Setelah Marianus Sae, Jagonya Resmi Jadi Tersangka
"Iya, kami tarik dukungan ke Pak Marianus. Tetapi, kami terkendala undang-undang, jadi kami sosialisasikan Eni."
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan tetap menjalankan mesin partai di pemilihan kepala daerah (Pilkada) NTT 2018.
Meskipun Bupati Ngada, Marianus Sae ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, namun dukungan partai berlambang banteng itu tetap diberikan kepada calon wakil gubernur, Eni Nomleni.
"Iya, kami tarik dukungan ke Pak Marianus. Tetapi, kami terkendala undang-undang, jadi kami sosialisasikan Eni," tutur Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Sabtu (17/2/2018).
Selama sosialisasi ke warga, kata dia, PDI P mengusung isu perbaikan gizi bagi balita dan pemberdayaan perempuan. Dalam hal ini, pihaknya menonjolkan sosok Eni.
"Maka kasus NTT yang kami sosialisasikan adalah ibu Eni. Perempuan itu mampu harapan lebih baik. Kami harapkan untuk di NTT terkenal menghadapi persoalan terkait dengan gizi bagi balita," kata dia.
Baca: Ternyata Anak dan Calon Menantu Elvy Sukaesih Urunan Rp 200 Ribu-an untuk Beli Sabu
Baca: Tiga Jam Polisi Obok-obok Kediaman Elvy Sukaesih untuk Cari Jejak Narkoba
Menyikapi sejumlah calon kepala daerah yang ditetapkan tersangka oleh KPK, kata dia, sikap PDI P mendukung komisi anti rasuah tersebut.
Dia menegaskan akan memberikan efek jera berupa pemecatan kepada kader partai yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) karena kasus korupsi.
"Bagi kami kepuasan harus dibangun oleh rakyat. Ketika mencari calon wakil kepala daerah pun, yang kami cari pemburu untuk rakyat. Bukan menghalalkan segala cara," tegasnya.