Jenderal Gatot: Jaga Ulama, Satukan Hati untuk NKRI
TNI-Polri diminta untuk menjaga para ulama dari teror yang kian meresahkan. Negara berkewajiban menjaga siapapun dari segala bentuk teror.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Aksi teror terhadap pemuka agama menjadi keprihatinan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo.
TNI-Polri diminta untuk menjaga para ulama dari teror yang kian meresahkan. Negara berkewajiban menjaga siapapun dari segala bentuk teror.
"Terkait dengan beberapa kejadian yang menimpa beberapa pemuka agama akhir-akhir ini, saya mengimbau agar umat Islam, TNI dan Polri bersama-sama menjaga para ulama dan ustadz," kata Jenderal Gatot Nurmatyo bersama Sekjen PB Nahdatul Ulama, Helmy Faizhal Zaini.
Baca: Andi Narogong dan Anang Sugiana Dihadirkan di Sidang Setya Novanto
Keduanya menghadiri acara haul Syekh Abdul Qodir Zaelani, Syech Tuan Guru Haji Saleh Hambali, KH Abdurahman Wahid ( gusdur), dan Tuan Guru Haji Lalu Badarudin, di Pondok Pesanteren Qomarul Huda Bagu Lombok, Rabu (21/2/2018).
Ulama, sambung Jenderal Gatot, memiliki andil besar terhadap kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, peranan ulama seperti KH Hasyim Ashari, dan Jenderal Sudirman yang juga sebagai ustad, atau guru ngaji tidak bisa dibantahkan lagi dalam perjuangan kemerdekaan.
“Saya menjadi panglima TNI karena bimbingan para ulama. Saya mengucapkan terimakasih atas nama seluruh prajurit TNI kepada para ulama yang telah menjaga keamanan dari zaman pra kemerdekaan, serta membangun umat Islam yang rahmatin lil allamin hingga kini," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, calon presiden 2019 itu juga mengimbau kepada semua pihak untuk memerangi hoax di media sosial dengan kebaikan dan kata-kata lembut. Jangan sampai orang Islam diadu dengan orang Islam seperti yang terjadi di Syria.
"Jangan terpancing oleh situasi. Mari lah kita kubur semua perbedaaan diantara kita. Mari kita bersama-sama menjaga ulama dan menyatukan hati untuk Indonesia,"ujarnya.