Survei Median: Penduduk Produktif dan Berpendidikan Tinggi Inginkan Sosok Presiden Selain Jokowi
Berarti ada 73,3 persen dari pemilih usia 20-29 tahun menginginkan pemimpin alternatif selain Jokowi
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Median mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia dari kalangan usia produktif dan berpendidikan tinggi menginginkan sosok Presiden selain Joko Widodo di Pemilu Presiden 2019 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Media, Rico Marbun saat menyampaikan hasil rilis di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).
Dari hasil survei yang menyertakan 1000 sampel dengan margin error sekitar 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen mengungkapkan bahwa hanya 26,7 persen pemilih Jokowi berasal dari usia 20-29 tahun dan 25,6 persen dari usia 30-39 tahun.
Selain itu pemilih Jokowi yang berasal dari kalangan usia di bawah 20 tahun sebesar 44,2 persen; 32,7 persen dari usia 40-49 tahun; 50,6 persen dari 50-59 tahun; dan 43,6 persen dari pemilih usia 60 tahun ke atas.
Persentase suara Jokowi tersebut dibandingkan dengan empat kandidat lain yaitu Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca: Setelah 10 Tahun, Menlu Retno Kunjungi Kontingen Garuda di Lebanon
“Berarti ada 73,3 persen dari pemilih usia 20-29 tahun menginginkan pemimpin alternatif selain Jokowi dan 74,4 persen dari usia 30-39 tahun. Bahkan di kelompok usia 20-29 tahun elektabilitas Jokowi dikalahkan Prabowo dengan suara 29,4 persen,” ungkap Rico Marbun.
Kondisi yang sama juga terlihat ketika menilik latar belakang pendidikan para pemilih di mana untuk kelompok tamatan pendidikan S2/S3 hanya 10 persen masyarakat yang memilih Jokowi dan kalah jauh dibandingkan Prabowo yang meraih suara 40 persen.
“Begitu pula pada tamatan S1 Jokowi hanya memperoleh suara 13,7 persen kalah dari Prabowo dengan suara 34 persen. Jokowi mulai mengungguli Prabowo di kalangan tamatan SMU/SMK (27 persen melawan 25,1 persen), tamatan SMP (37,4 persen melawan 22,8 persen), tamatan SD (39 persen melawan 21 persen), dan tidak tamat SD (40,9 persen melawan 13,7 persen),” kata Rico.
Rico mengungkapkan bahwa keinginan kelompok usia produktif (20-40 tahun) dan kalangan berpendidikan tinggi untuk memiliki pemimpin alternatif karena mereka yang merasakan dampak ekonomi kebijakan Joko Widodo.
“Tidak heran kalau kelompok usia ini menginginkan alternatif karena mereka yang paling merasakan dampak ekonomi dari kinerja Jokowi. Gaya Jokowi yang egaliter dengan bagi-bagi sepeda hanya mampu yakinkan kalangan bawah,” tegasnya.
Median juga mengungkapkan dua hal yang paling meresahkan masyarakat Indonesia saat ini yaitu di masa pemerintahan Jokowi yaitu kesenjangan ekonomi (15,6 persen) dan harga kebutuhan pokok yang tinggi (13,1 persen).
“Kalau tidak segera diperbaiki itu bisa menjadi lampu merah bagi elektabilitas petahana,” ujar Rico.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.