Curhat Korban Bom Bali 1: Kartu KIS Saya Ditolak
Pasalnya, dalam pelayanan KIS, tidak memberikan akses penyembuhan keloid atau luka bakar.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban Bom Bali 1, Khusnul Fatimah mengungkapkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diberikan Presiden Jokowi dua tahun lalu ditolak oleh rumah sakit.
Pasalnya, dalam pelayanan KIS, tidak memberikan akses penyembuhan keloid atau luka bakar. Padahal, dia mengaku, sebagian besar lukanya akibat bom adalah luka bakar.
"Kartu KIS saya ditolak rumah sakit. Mereka tidak menyediakan layanan proses penyembuhan keloid. Padahal, saya cacat seumur hidup karena luka bakar akibat bom," jelasnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Bukan hanya dia, banyak korban bom lainnya yang tidak mendapatkan pengobatan serupa. Hanya mereka yang dinyatakan luka parah, yang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sementara sisanya, tidak sama sekali.
Belum lagi, kata Khusnul, banyak dari korban bom di Indonesia yang tidak terjamin pekerjaannya. Perusahaan enggan menerima orang-orang yang memiliki kekurangan secara fisik.
"Akibat bom juga terjadi pengangguran. Mereka yang sebelumnya bekerja, sudah tidak ada lagi bekerja karena cacat seumur hidup, atau ada kekurangan secara fisik. Perusahaan tidak ada lagi yang mau menerima mereka," katanya.
Dia berharap Kemenakertrans, serta kementerian dan lembaga terkait dapat memperhatikan nasib para korban bom dan memberikan pekerjaan yang layak. Pasalnya, tidak sedikit dari korban yang merupakan tulang punggung keluarga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.