Usai Penetapan Peserta Pemilu, Yusril Tunaikan Nazar Kunjungi Masjid Luar Batang
Kampung Luar Batang memberikan banyak inspirasi. Terutama saat ia membela warga kampung tersebut yang terancam penggusuran.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, didampingi fungsionaris PBB berziarah ke Masjid dan makam Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (6/3/2018) malam.
Ziarah itu dilakukan setelah KPU RI menetapkan PBB sebagai peserta Pemilu 2019. Selama berpartisipasi di pemilu mendatang, partai itu akan menggunakan nomor 19 sebagai identitas.
"Saya menunaikan niat dan nazar, jika PBB memenangkan gugatan melawan KPU di Bawaslu, akan datang untuk salat dan berdoa di Masjid Luar Batang," tutur Yusril, dalam keterangannya, Selasa (6/3/2018) malam.
Baca: Daripada Capres Tunggal, Yusril: PBB Pilih Kampanyekan Kotak Kosong
Baca: Nomor 19, Yusril Harap PBB Dapat 9 Persen Suara
Baca: MUI Imbau Kampus Tidak Perlu Atur Larangan Pakai Cadar
Baca: Belajar sebagai Ibu, Nycta Gina Anggap Anaknya sebagai Guru Terbaik
Dia menjelaskan, Kampung Luar Batang memberikan banyak inspirasi. Terutama saat ia membela warga kampung tersebut yang terancam penggusuran.
"Inspirasi itu mendorong memperkuat perjuangan membela kaum tertindas," kata dia.
Di kesempatan itu, dia menegaskan, posisi PBB sebagai partai Islam modernis berhaluan moderat dan nasionalis.
Pada saat ditanya apakah PBB akan merapat ke salah satu poros dalam Pilpres nanti, Yusril mengatakan Pilpres 2019 ini menggunakan threshold 2014.
Skenario politik hanya dua kemungkinan, yakni Jokowi calon tunggal atau mengulang kembali pertarungan 2014 Jokowi melawan Prabowo Subijanto.
Di tengah partai-partai yang sudah seperti koor mendukung Jokowi, apalagi sebagai calon tunggal, Yusril mengatakan lebih baik PBB membangun kekuatan oposisi mengkritisi kebijakan Pemerintah.
Sekarang ini, Yusril menilai, parpol telah kehilangan daya kritis terhadap pemerintah dan kebanyakan ingin merapat dengan kekuasaan.
“Saya meminta kepada warga PBB agar jangan mudah tergoda kekuasaan. Warga PBB lebih baik mempersiapkan diri sebagai kekuatan penyeimbang kekuasaan untuk membangun bangsa dan negara yang lebih baik di masa datang," tambahnya.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.