Ketika Wakapolri Tegaskan Brigjen Aris Budiman Tak Ikuti Lelang Jabatan Deputi Penindakan KPK
Namun, roman wajahnya berubah tatkala pertanyaan seputar Brigjen Pol Aris Budiman mencuat.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menghadiri acara rapat koordinasi tentang prestasi Asian Games 2018 bersama sejumlah tokoh nasional lainnya.
Rapat dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Ketua Tim Pengarah Asian Games 2018, dan dilaksanakan tertutup.
Usai rapat, Syafruddin mendampingi JK bertemu para wartawan. Pada kesempatan itu, ia tampak diam dan berdiri dengan posisi tangan disilangkan di depan.
Pandangannya tertuju pada setiap wartawan yang mengajukan pertanyaan kepada JK.
Tak lama, JK pun bertolak, Syafruddin yang telah mengantarkan JK memasuki mobilnya, menjadi sasaran pertanyaan wartawan selanjutnya.
Ia tampak enjoy dan menjawab pertanyaan dengan lugas, terutama terkait Asian Games.
Namun, roman wajahnya berubah tatkala pertanyaan seputar Brigjen Pol Aris Budiman mencuat.
Disinggung mengenai apakah Aris mengikuti lelang jabatan guna menjadi salah satu calon pengganti Irjen Pol Heru Winarko sebagai Deputi Penindakan KPK, ia hanya menjawab singkat.
"Tidak ikut. Tidak," jawab Syafruddin seraya memalingkan wajahnya, di Sekretariat Chief de Mission (CdM), PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2018).
Tubuhnya pun bergeser ke arah kanan, dan menunjukkan niatnya untuk segera mengakhiri pertanyaan itu.
Namun, ia akhirnya mau menjawab pertanyaan terkait tiga nama calon yang diajukan oleh Mabes Polri kepada KPK.
"Ya, kita sudah mengusulkan tiga nama, semua ahli reserse. Tapi itu terserah, itu bukan domainnya kita (Polri). Mau dipakai atau tidak, nggak ada masalah," ujar Syafruddin.
Ia juga membeberkan posisi dimana ketiga kandidat tersebut menjabat kepada awak media.
"Satu, (sekarang menjabat) Kapolda NTB, satu lagi Kepala Biro Operasi Bareskrim, satu lagi salah satu pejabat Polri diluar institusi Polri," ungkap jenderal bintang tiga ini.
Disinggung institusi mana yang dimaksud, Syafruddin tanpa ragu langsung menjawab. "Di Badan Pertahanan Nasional (BPN)," pungkasnya.