Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolri Buka-bukaan soal Isu Penyerangan Ulama dalam Pengajian Muhammadiyah

Setelah dilakukan rekonstruksi, diketahui bahwa peristiwa itu dibuat-buat dan tidak benar-benar terjadi.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kapolri Buka-bukaan soal Isu Penyerangan Ulama dalam Pengajian Muhammadiyah
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Kapolri Jenderal polisi Tito Karnavian di pengajian bulanan Muhammadiyah, di Jakarta, Jumat (9/3/2018).(KOMPAS.com/Ihsanuddin) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian buka-bukaan mengenai isu penyerangan ulama dalam pengajian bulanan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Tito mengatakan, dari 46 isu penyerangan ulama yang muncul di media sosial, hanya tiga peristiwa yang benar-benar terjadi.

"Ada dua di Jawa barat, satu di Lamongan. Tiga-tiganya pelakunya sudah ditangkap dan memang dikenal warga masyarakat di situ memiliki gangguan kejiwaan," kata Tito.

Selanjutnya, ada lima peristiwa penyerangan yang direkayasa. Polisi awalnya menerima laporan di Cicalengka, Ciamis, Kediri, dan Balikpapan mengenai penganiayaan ulama dan penjaga masjid.

Setelah dilakukan rekonstruksi, diketahui bahwa peristiwa itu dibuat-buat dan tidak benar-benar terjadi.

"Alasannya ingin dapat perhatian karena gajinya kurang. Yang bersangkutan sudah mengakui peristiwa penganiaya tak terjadi," kata dia.

Ketiga, lanjut Tito, ada juga kasus memang benar terjadi penganiayaan. Namun, korbannya bukanlah ulama seperti yang beredar di media sosial.

Berita Rekomendasi

Terakhir, yang paling banyak terjadi adalah hoaks, sebanyak 32 kasus.

"Artinya, kasusnya memang tidak ada sama sekali. Tapi di medsos muncul seolah ada penyerangan terhadap ulama," kata Tito.

Dengan melihat modus tersebut, Tito menilai ada pihak yang sengaja menggoreng isu tersebut menjadi besar dan meresahkan masyarakat.

Salah satunya berasal dari kelompok The Family MCA yang belum lama ini diungkap kepolisian.

"Tujuannya mendelegitimasi pemerintah agar dilabeli tidak kredibel, ada pergantian pemerintahan dan lain-lain," kata Tito.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat lebih selektif memilah informasi yang diterima. Jangan menelan mentah-mentah kabar yang disebarkan orang lain.(Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Pengajian Muhammadiyah, Kapolri Blak-blakan soal Isu Penyerangan Ulama", https://nasional.kompas.com/read/2018/03/09/21394131/di-pengajian-muhammadiyah-kapolri-blak-blakan-soal-isu-penyerangan-ulama.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas