Mahfud MD Masuk Bursa Jadi Pendamping Jokowi, PDIP: Siapa yang Engga Mau Jadi Cawapres
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menanggapi santai masuknya mantan Ketua MK Mahfud MD dalam bursa Calon Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menanggapi santai masuknya mantan Ketua MK Mahfud MD dalam bursa Calon Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Andreas sah-sah saja, nama Mahfud digadang-gadang menjadi calon pendamping Jokowi.
"Ya sah sah saja, besok lagi nama anda juga masuk juga engga apa apa," ujar Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (16/3/2018).
Baca: Jimly: Jokowi Bijaksana Tak Taken UU MD3
Hanya saja menurut Andreas dalam memilih Cawapres tidak bisa sembarangan.
Banyak faktor, yang membuat seseorang layak disandingkan dengan Jokowi.
Salah satunya yakni masalah tingkat keterpilihan.
Baca: Projo: Cawapres Jokowi Jangan Punya Kepentingan Untuk 2024
"Ini bukan soal siapa yang berminat, tapi siapa yang siap untuk bersama pak Jokowi untuk menang. Nah aspek-aspek itu yang perlu kita pertimbangkan. Soal mau, semua orang juga mau. Siapa yang enggak mau jadi Cawapres," katanya.
Menurutnya, pertimbangan utama PDIP dalam memilih calon wakil presiden Jokowi yakni faktor elektabilitas.
Baca: Sebelum KPK Turun Tangan, Calon Gubernur Maluku Utara Sempat Jadi Tersangka di Kepolisian
Cawapres harus bisa mendongkrak keterpilihan Jokowi
"Ya pertimbangan utama itu ya dia bisa bersama pak Jokowi memenangkan kontestasi itu," katanya.
Selain elektabilitas, menurut Andreas juga ada faktor kecocokan.
Perlu sosok yang dapat bekerja seirama dengan Jokowi baik saat pemilu maupun setelah terpilih.
Ia mengatakan proses penentuan Cawapres Jokowi masih terbilang panjang.
Alasannya hingga saat ini belum diketahui pasti siapa pesaing Jokowi di pemilu nanti.
"Ya sampai saat ini belum ada keputusan soal itu. Masih cukup waktu, 4 bulan lagi," katanya.