Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saksi Freddy Sebut Setya Novanto Sebagai Pelobi Ulung

Freddy menjawab sepanjang dia menjadi anggota DPR periode 1999-2004, tidak pernah Setya Novanto menghadapi masalah kode etik.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Saksi Freddy Sebut Setya Novanto Sebagai Pelobi Ulung
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Setya Novanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Bidang Organisasi, ‎Freddy Latumahina hadir menjadi saksi yang meringankan bagi terdakwa Setya Novanto di sidang lanjutan korupsi e-KTP, Senin (19/3/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Mengawali pemeriksaan saksi Freddy, kuasa hukum Setya Novanto, Maqdir Ismail bertanya pada ‎saksi apakah selama Setya Novanto menjadi anggota DPR RI, beliau pernah dijatuhi hukuman pelanggaran etik ?

Freddy menjawab sepanjang dia menjadi anggota DPR periode 1999-2004, tidak pernah Setya Novanto menghadapi masalah kode etik.

Lanjut Maqdir bertanya sepanjang yang Freddy ketahui, bagaimana sosok Setya Novanto selama menjadi Ketua Partai‎ ?

"Pak Setya Novanto itu terbuka pada siapa saja, itu ciri ketua umum partai. Dia piawai ‎dalam negosiasi, itu terkenal. Pada situasi sekarang ini, hanya beliaulah pelobi terbaik. Sepanjang pengalaman saya di dewan, tidak ada keputusan dewan tanpa lobi. Siapa yang lihai inisiatif lobi, partai itu bisa ambil keputusan. Beliau piawai begosiasi atau pelobi ulung," ungkap Freddy di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Lanjut masih menurut Freddy, Setya Novanto merupakan sosok yang rendah hati dan terbuka pada setiap orang jika ingin menemuinya di DPR maupun di rumahnya, meski tengah malam.

Saking sibuknya menerima tamu, menurut Freddy, dia sempat protes karena Setya Novanto hanya istirahat tiga jam saat malam hari.

Berita Rekomendasi

"Profil Pak Setya Novanto, saya ikuti sejak 1999 lika-likunya. Power beliau itu rendah hati. Jam 12 malam mau terima orang dari daerah. Dia satu malam tidur hanya tiga jam. Saya komplain itu tidak bagus, masyarakat datang dia layani. Sepertinya dia melihat itu tugas yang dia pikul," ungkap Freddy.

"Bapak sebut kepiawaian beliau tentang lobi. Ini lobi positif untuk kepentingan bangsa atau apa? ," tanya Magdir.

Freddy menjelaskan lobi yang dimaksud ialah lobi positif. Dia mencontohkan, saat Setya Novanto menjabat‎ sebagai Ketua DPR RI, hasil lobi sangat terasa dimana hubungan eksekutif dengan legislatif sangat mesra.

"Bagaimana hubungan eksekutif dan legislatif mesra, pajak diselesaikan, kapolri diselesaikan. Itu hasil lobi, hanya Setya Novanto yang bisa dengan rendah hati dan berhasil," tutur Freddy.

Lanjut Maqdir mencecar apakah sepengetahuan Freddy, Setya Novanto pernah melakukan lobi untuk mendapatkan pyoyek tertentu agar dimenangkan oleh keluarga maupun kroninya?

"Tidak, yang saya maksud di awal itu, lobi kebijakar partai politik," jawab Freddy.

Giliran hakim bertanya pada Freddy. "Saudara katakan Pak Setya Novanto bisa selesaikan masalah dengan kapolri, dengan luar negeri. Itu contohnya bagaimana? ," tanya hakim.

Freddy mengatakan yang dimaksud Setya Novanto bisa selesaikan urusan dengan Kapolri ialah terkait soal keamanan, yakni kasus-kasus kemasyarakatan sehingga keamanan berjalan baik.

"Lalu dengan luar negeri, masalah selesai dengan baik. Contohnya bagaimana? ," tanya hakim lagi.

"‎Seperti kerja sama dengan Malaysia. Beliau dua kali ke luar negeri selesaikan masalah disana," jawab Freddy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas