Belajar dari DKI Jakarta, Pilkada Serentak 2018 Diharapkan Bersih dari Hoaks
Dirinya pun, mengimbau kepada calon kepala daerah agar tidak menggunakan tempat ibadah apapun sebagai tempat berkampanye
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat dari Imparsial, Ardi Manto berharap Pilkada serentak 2018 berjalan demokratis dan tidak beredar berita-berita bohong atau hoaks.
"Pilkada Jakarta perlu dijadikan pelajaran pahit bagaimana isu-isu ujaran kebencian dan juga berita bohong, perlu dihindari (dalam Pilkada serentak 2018)," kata Ardi di Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Pada tahun ini, akan terlaksana Pilkada serentak di 171 daerah dan pada tahun depan terdapat pemilihan presiden periode 2019-2024.
Ardi melihat, luka atau kelompok pasca Pilkada DKI masih terjadi saat ini dan belum menghilang sepenuhnya, sehingga diperlukan perhatian khusus oleh semua pemangku kepentingan dalam mencegah terjadinya kabar-kabar bohong.
Baca: Legenda Samurai Perempuan Terkuat Jepang, Dirinya Dianggap Setara dengan 100 Tentara
Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Siswantoko menambahkan, pemerintah daerah diharapkan berpatisipasi dalam menjaga ketertiban Pilkada.
Dirinya pun, mengimbau kepada calon kepala daerah agar tidak menggunakan tempat ibadah apapun sebagai tempat berkampanye.
"Tokoh agama harus hadir dan tidak menggunakan isu agama untuk mendukung orang tertentu, dan juga jangan sampai tempat ibadah untuk kampanye," papar Romo di tempat yang sama.