Ini Bukti Keikutsertaan Nyak Sandang Sumbang Uang untuk Pesawat Dakota RI-001 Seulawah
Nyak Sandang (91) tahun kini berada di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk menjalani operasi katarak.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nyak Sandang (91) tahun kini berada di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk menjalani operasi katarak di mata pada Rabu (28/3/2018) mendatang.
Nyak Sandang merupakan pemilik satu-satunya tanda bukti pemberian sumbangan rakyat Aceh kepada Pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin Presiden Soekarno untuk membuat pesawat terbang pertama milik Republik Indonesia yang diketahui hingga saat ini.
Dari sumbangan rakyat Aceh itu kemudian berhasil diproduksi dua pesawat yang salah satunya diberi nama Dakota RI-001 Seulawah yang menjadi pesawat tebang pertama yang berhasil dibuat oleh perusahaan penerbangan niaga pertama di tanah air, Indonesia Airways yang menjadi cikal bakal perusahaan Garuda Indonesia.
Tanda bukti pemberian sumbangan yang berupa kertas berwarna coklat itu juga dibawa oleh Nyak Sandang ke Jakarta sejak tanggal 21 Maret 2018.
Baca: Ini Empat Permintaan Nyak Sandang Saat Bertemu Presiden Jokowi
Pihak keluarga menunjukkan tanda bukti itu kepada Tribunnews.com yang berkunjung ke Paviliun Kartika tempat Nyak Sandang dirawat jelang operasi.
Tanda bukti yang kira-kira berukuran 6 cm kali 15 cm itu kini dalam kondisi dipigura menggunakan pigura foto dengan penyangga di belakangnya sehingga bisa diposisikan berdiri.
Dalam tanda bukti itu tertulis “Tanda Penerimaan Pendaftaran” pada bagian kop kemudian diikuti tulisan dengan ejaan lama “Matjam Utang: Obligasi”; “Djumlah Hutang: Seratus Rupiah”; dan “Nama Jang Mendaftarkan: Nyak Umar” serta “Tempat tinggal: Djaya, Ketjamatan: Djaya; Lamno, 9 - 10 - 1950”.
Di bagian ujung bawah kiri juga tertera keterangan bertulis “PN Ktr 1159-7-50”.
Pihak keluarga menjelaskan bahwa tanda penerimaan itu ditandatangani oleh Wedana atau jabatan struktural pemerintahan di bawah Bupati pada saat itu.
Putra bungsu Nyak Sandang yang bernama Khaidar mengisahkan bahwa sehari-hari tanda bukti itu disimpan oleh istrinya.
“Sejak awal tanda bukti itu minta di-press (laminating) atas permintaan Nyak Sandang karena beliau takut kehilangan tanda bukti itu karena tak bisa melihat lagi. Beliau juga menyerahkan kepada istri saya untuk disimpan sehingga tidak hilang,” terang Khaidar.
Khaidar juga menjelaskan bahwa tanda bukti itu diberikan kepada keluarga Nyak Sandang karena ayah Nyak Sandang yang bernama Ibrahim ikut menyumbangkan dana untuk keperluan pembuatan pesawat terbang pertama milik Republik Indonesia.
Bagi Nyak Sandang dan Ibrahim, menurut Khaidar tanda bukti itu merupakan bentuk kebanggaan bagi keluarga dan masyarakat Aceh bisa ikut memberi sumbangsih kepada Indonesia.