Airlangga, Gus Rommy dan Cak Imin Dinilai Lebih Berpeluang Jadi Cawapres Jokowi Ketimbang Gatot
"Kalau menurut saya agak susah bagi Gatot untuk merapat ke Jokowi," ujar Arya saat dihubungi, Rabu (4/4/2018).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tak memiliki peluang untuk maju sebagai calon presiden pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019.
Menurut Arya, sulit bagi Gatot untuk bersaing dengan figur-figur yang telah dicalonkan oleh partai pendukung Jokowi.
"Kalau menurut saya agak susah bagi Gatot untuk merapat ke Jokowi," ujar Arya saat dihubungi, Rabu (4/4/2018).
Partai Golkar sebagai partai dengan suara terbanyak kedua di koalisi pendukung mendorong ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai cawapres.
PKB secara terang mendukung Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, meski belum menyatakan dukungan ke Jokowi.
Baca: Sekjen PPP Nilai Gatot Belum Tentu Tarik Pemilih Muslim Jika Jadi Cawapres Jokowi
Sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memberi sinyal akan mengusung Romahurmuziy sebagai cawapres.
"Di sana kan ada Golkar yang mengajukan Airlangga, ada PKB yang ngajuin nama Cak Imin. Ada PPP yang memberi sinyal akan mengajukan Rommy (Romahurmuziy). Memang tidak mudah bagi Gatot," kata
Arya mengatakan, meski Presiden Jokowi memiliki kebebasan untuk memilih cawapresnya.
Namun figur yang akan maju tetap harus didiskusikan dan disetujui oleh koalisi partai pendukung.
"Sekarang ini kan partai yang menentukan, karena koalisi kan," ucapnya.
Nama Gatot Nurmantyo belakangan santer disebut dalam bursa calon presiden dan calon wakil presiden jelang Pilpres 2019.
Baca: Gatot Nurmantyo Disebut Layak Jadi Capres Bila Memiliki Kendaraan Politik
Hasil survei nasional Poltracking Indonesia misalnya, menyatakan bahwa publik menilai Gatot sebagai figur yang paling tepat mendampingi Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019.
Pada simulasi tujuh kandidat calon wakil presiden untuk Jokowi, Gatot menempati posisi teratas dengan elektabilitas 16,4 persen.
Sebelum memasuki masa pensiun, nama Gatot masuk radar Partai Gerindra dan menjadi salah satu calon kuat pendamping Prabowo Subianto.
Secara tak langsung, Gatot menyiratkan dirinya akan berkiprah di kancah politik.
Melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, ia menyatakan telah memiliki hak untuk dipilih.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gatot Nurmantyo Dinilai Tak Miliki Peluang Maju sebagai Cawapres Jokowi"
Penulis : Kristian Erdianto