Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda dengan Wakapolri, Mahfud MD Minta Polri Bangga Ungkap Kasus MCA

Syafruddin saat itu beranggapan MCA tidak merepresentasikan umat muslim. Sehingga ia menolak kelompok tersebut disebut sebagai MCA.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Beda dengan Wakapolri, Mahfud MD Minta Polri Bangga Ungkap Kasus MCA
Warta Kota/Henry Lopulalan
Para tersangka sindikat penyebar isu-isu provokatif di media sosial yang berhasil di ungkapTim Siber Bareskrim Mabes Polri , Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (28/2). Direktorat Tindak Pidana (Dirtipid) Siber Bareskrim Polri menangkap enam orang yang tergabung dalam grup WhatsApp The Family Muslim Cyber Army (MCA) dan tersangka kasus ujaran kebencian/SARA serta kasus yang diselesaikan secara restorative Justic. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengaku tak sepakat dengan kalimat Wakapolri Komjen Pol Syafruddin yang tidak ingin kelompok penyebar ujaran kebencian dan hoaks Muslim Cyber Army (MCA) disebut sebagai MCA lagi.

Diketahui, Syafruddin saat itu beranggapan MCA tidak merepresentasikan umat muslim. Sehingga ia menolak kelompok tersebut disebut sebagai MCA. 

Mahfud mengatakan semestinya Polri bangga mengungkap kelompok tersebut.

Baca: Dua Pelajar Pemeran Video Mesum Itu Akhirnya Ketahuan, Direkam di Sebuah Lokasi Karaoke

Dengan bangga, kata dia, otomatis Polri menunjukkan bahwa MCA adalah kelompok bobrok yang mengaku-aku kelompok Islam.

"Kan memang itu nama akunnya itu. Dan itu yang mengadu domba. Jelas-jelas bawa-bawa Islam. Ini bukan Islam sebenarnya. Jadi harus bangga," ujar Mahfud, ditemui di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/4/2018).

Berita Rekomendasi

Baca: Menangis saat Minta Maaf, Sukmawati: Saya Tidak Ada Niat Menghina Umat Islam Indonesia

Ia pun meminta polisi membongkar kelompok MCA hingga ke akarnya, dan tidak berhenti begitu saja.

Dari pantauannya, pakar hukum tata negara ini melihat tak ada perkembangan berarti soal penanganan kelompok itu hingga saat ini.

Penting menurutnya untuk membongkar kasus ini, karena ia meyakini bahwa ada aktor politik yang bermain di belakang, seperti halnya kelompok Saracen.

"Mereka memperjualkan agama untuk adu domba bangsa ini. Hati-hati ini sangat sensitif," ungkapnya.

Lebih lanjut, Mahfud meminta Polri bekerja profesional dan tak boleh takut mengungkap kelompok semacam ini.

Mahfud mengatakan Polri harus mengindahkan segala serangan atau omongan pihak-pihak di luar, karena menegakkan hukum memang tugas utama Polri.

"Jalan saja, tidak usah takut. Memang tugasnya begitu," kata dia.

"Kewibawaan polisi akan di situ nantinya," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas