Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa Desak Kapolri Usut Penggusuran Pesantren untuk Lahan Sawit

Menurut Nica Ranu, penggusuran pesantren adalah kesalahan besar dan bentuk kesewenang-wenangan perusahaan terhadap rakyat dan umat Islam.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mahasiswa Desak Kapolri Usut Penggusuran Pesantren untuk Lahan Sawit
Ist/Tribunnews.com
Puluhan orang dari Desa Salino dan Desa Mekarpura di Kecamatan Pulau Lau Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan berunjuk rasa di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presidium Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Se-Indonesia (BEM PTAI) Nica Ranu Andika mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian segera mengusut kasus penggusuran Pesantren Darul Ma’rifat di Desa Salino, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Menurut Nica Ranu, penggusuran pesantren adalah kesalahan besar dan bentuk kesewenang-wenangan perusahaan terhadap rakyat dan umat Islam.

“Kabar duka ini baru kita ketahui setelah warga meminta perlindungan dan mengadu ke Komnas HAM pekan lalu. Ini sungguh melukai perasaan umat Islam,” kata Nica kepada wartawan, Senin (9/4/2018).

Apalagi, imbuh dia, penggusuran lahan untuk pesantren itu langsung dikawal oleh aparat bersenjata lengkap. Karena itu Kapolri harus turun tangan mengusutnya.

“Aparat yang seharusnya mengayomi justru lebih memilih menjadi penjaga kepentingan perusahaan. Kapolri harus mengusut ini dan memberikan sanksi tegas pada semua jenjang anak buahnya yang terlibat,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya sekitar 20 warga Desa Salino dan Desa Mekarpura, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kalimantan Selatan mendatangi kantor Komnas HAM, Jakarta pada Jumat pekan lalu (6/4/2018).

Mereka meminta perlindungan Komnas HAM lantaran lahan warga digusur untuk perkebunan sawit PT Multi Sarana Agro Mandiri (MSAM).

Berita Rekomendasi

Selain lahan perkebunan, areal kuburan dan lahan pesantren juga digusur untuk ditanami sawit.

Warga merasa terintimidasi karena perusahaan tersebut dikawal aparat bersenjata lengkap.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas