Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fahri Hamzah Belum Bisa ‘Move On’ dari Gagalnya PKS Gaet Dedi Mizwar

Fahri menceritakan bahwa saat dirinya dulu masih menjadi bagian PKS terlibat dalam upaya merayu Dedi Mizwar

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Fahri Hamzah Belum Bisa ‘Move On’ dari Gagalnya PKS Gaet Dedi Mizwar
TRIBUN/BAGAS SYAFII
Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar (tengah) bersiap menghadiri acara penyampaian pidato politiki awal tahun Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kantor Sekretariat DPC Partai Demokrat, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/1/2017). Presiden RI ke-6 tersebut menekankan pentingnya agenda politik Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 untuk kepentingan masyarakat Indonesia di masa depan. TRIBUNNEWS/BAGAS SYAFII 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah masih menyayangkan mantan partainya yaitu PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang tidak mampu mengusung Dedi Mizwar kembali dalam Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang.

Fahri menceritakan bahwa saat dirinya dulu masih menjadi bagian PKS terlibat dalam upaya merayu Dedi Mizwar agar mau menjadi pendamping kader PKS, Ahmad Heryawan hingga akhirnya memenangkan Pilkada tahun 2013 lalu.

“Dulu kami perjuangkan Demiz (Dedi Mizwar) agar bisa dengan Aher, sebenarnya beliau (Aher) kan tidak mau. Tapi karena musuhnya kuat yaitu artis-artis seperti Dedi Mizwar dan Rieke Dyah Pitaloka, maka kita putuskan untuk menggaet artis dan dapatlah Pak Dedi.”

“Dulu kita rayu bermalam-malam, baru beliau bersedia. Masak sekarang pertahankan Demiz saja tidak bisa,” ujar Fahri di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018).

Fahri menilai keputusan Demiz meninggalkan PKS dan beralih ke kubu Golkar bersama Dedi Mulyadi dikarenakan lemahnya lobi politik yang dilakukan pimpinan PKS saat ini.

Ia mengaku khawatir bila ketidakmampuan pimpinan PKS untuk melakukan lobi politik dengan mantap menjalar ke arena Pilpres 2019.

Lebih lanjut Fahri memprediksi bila gaya pimpinan PKS yang seperti sekarang dipertahankan maka PKS hanya akan menjadi penggembira saja di Pemilu 2019.

Berita Rekomendasi

“Kemampuan pimpinan PKS sekarang lemah, saya takut mereka hanya jadi tim sukses saka, partisipan, hanya menjaga kotak suara. Padahal mereka punya modal raksasa yang bisa kekuatan bila dilakoni secara baik.”

“Kalau gaya kepemimpinan yang sekarang dipertahankan maka menurut saya akan berat,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas