Mahfuz Sidik: PKS dan Gerindra Harus Sering Duduk Bareng Dulu
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahguz Sidik mengungkap, jika memang partainya bersama Gerindra akan berkoalisi pada Pilpres 2019.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahguz Sidik mengungkap, jika memang partainya bersama Gerindra akan berkoalisi pada Pilpres 2019. Untuk yang kedua kalinya, menurut Mahfuz, PKS dan Gerindra, saling membutuhkan untuk memenuhi saarat presidential threshold (PT) 20 persen.
"Tapi takdir sejarah pada akhirnya kita belum tahu. Toh di pilkada 2018 ini, meski sudah ada kesepahaman soal koalisi, di beberapa daerah PKS dan Gerindra, justru tidak dalam satu koalisi. Saya membaca, masyarakat menyimpan harapan besar kepada koalisi PKS dan Gerindra," ungkap Mahfuz, Kamis (19/4/2018).
"Bukan sebatas sebagai penantang tapi juga sebagai pemenang. Karena yang akan dihadapi adalah presiden petahana yaitu Jokowi, yang sudah didukung lebih dari 5 partai, mengontrol pemerintahan dan alat kekuasaan," lanjutnya.
Menantang petahana, lanjut Mahfuz, yang memiliki dukungan finansial dan logistik yang besar. Pertanyaan pentingnya adalah, kata Mahfuz lagi, bagaimana koalisi PKS dan Gerindra, kemungkinan PAN, bisa memenangkan pertarungan di pilpres 2019. "Koalisi ini harus menyusun peta dan strategi pertarungan terlebih dahulu. Bagaimana cara menangnya," Mahfuz mengingatkan.
"Kalau sudah mantap peta dan strateginya, maka akan mudah memutuskan siapa pasangan capres dan cawapresnya. Jangan terbalik. Kasus pilgub Jawa Barat harus jadi pelajaran berharga, meski harapan itu masih ada," ia menegaskan kembali.
Mahfuz menyarankan, partainya dan Gerindra santai saja dalam menentukan siapa yang akan diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. "Sering-sering aja duduk bareng mendiskusikan cara memenangkan pertarungan di pilpres 2019. PKS kan punya sembilan capres dan cawapres. Nah kalau cara menangnya sudah jelas, maka akan mudah menetapkan satu dari sembilan nama itu,' katanya.
"Begitupun dengan Gerindra. Menurut saya kalau Prabowo diyakini sebagai calon yang tepat dan sesuai dengan cara memenangkan pertarungan, maka pasti Gerindra akan maju. Tapi kalau ada kalkulasi dan pertimbangan lain, mungkin juga Gerindra akan membuat keputusan lain yang mengejutkan. Kata kuncinya adalah bisa menang," lanjutnya.