Ketua DPR Dorong Kemenkeu dan BI Ambil Langkah Antisipatif untuk Normalkan Nilai Tukar Rupiah
Bamsoet juga meminta agar Kemenkeu dan BI lebih cermat dalam mengawasi berbagai aspek yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) untuk segera mengambil langkah antisipatif mengacu pada melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut ia maksudkan untuk membuat pergerakan kurs kembali normal.
Baca: Isu Tenaga Kerja Asing Diduga Dipolitisasi, Jokowi: Inilah yang Namanya Politik
"Meminta Komisi XI DPR mendorong Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia untuk berkomitmen dalam menyiapkan langkah-langkah antisipatif, agar pergerakan kurs dapat kembali normal," ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Selain itu, Bamsoet juga meminta agar Kemenkeu dan BI lebih cermat dalam mengawasi berbagai aspek yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah.
Menurut mantan Ketua Komisi III itu, langkah antisipatif perlu segera dilakukan lantaran saat ini mendekati bulan ramadan.
Baca: OSO Sambut Baik Pertemuan Jokowi dengan Persaudaraan Alumni 212
"Mengingat stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting, terutama akan meningkatnya konsumsi kebutuhan bahan pokok menjelang bulan Ramadan," kata Bamsoet.
Menurut data dari Bank Indonesia pada Rabu, 25 April 2018, nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS menjadi Rp 13.970.
Bamsoet juga meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN untuk terus melakukan efisiensi di tengah pelemahan rupiah saat ini. Dia mengharapkan pelemahan nilai tukar rupiah tak berimbas kepada kenaikan tarif dasar listrik.
“Karena pemerintah sudah berjanji bahwa tarif listrik tidak akan mengalami kenaikan hingga 2019,” tegasnya.
Bamsoet juga punya saran ke pemerintah untuk mengangkat kurs rupiah. Dia mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera memberikan insentif ekspor.
“Tujuannya untuk mendapatkan surplus perdagangan serta mengurangi neraca keseimbangan primer negatif,” cetusnya.
Saran lain dari Bamsoet adalah memacu kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam menarik investasi. Menurutnya, BKPM harus proaktif melakukan hubungan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju serta mengundang para pengusaha untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia. “Ini demi meningkatkan investasi,” pungkasnya