Ketua Persaudaraan Alumni 212 Minta Polri Serius Selidiki Laporan Persikusi Saat Car Free Day
"Faktanya memang 2019 ganti presiden, apakah yang sekarang atau yang baru kan ganti presiden,"
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara FPI sekaligus Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif turut menyoroti peristiwa yang menimpa Susi Ferawati, ibu yang menjadi korban persikusi oleh orang berkaus #2019gantiPresiden saat Car Free Day (CFD).
Menurutnya soal pilihan antara orang yang menggunakan kaus #DiaSibukKerja dan kaus #2019GantiPresiden merupakan hak konstitusional dari setiap Warga Negara Indonesia.
Baca: Alfian Tanjung Minta Film G30S/PKI Diputar Pemerintah Untuk Basmi Komunisme
"Saya pikir itu hak konstitusional. Setiap warga negara boleh lah minta dilanjutkan 2 periode atau sebaliknya atau ganti presiden."
"Faktanya memang 2019 ganti presiden, apakah yang sekarang atau yang baru kan ganti presiden," ungkap Slamet Maarif, Rabu (2/5/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta usai menghadiri sidang pledoi terdakwa Alfian Tanjung.
Masih menurut Slamet Maarif, siapapun tidak boleh melarang hal tersebut.
Baca: Alfian Tanjung Tutup Pledoinya Dengan Membacakan Dua Puisi
Lanjut mengenai laporan korban, Susi Ferawati ke Polda Metro Jaya, kata Slamet Maarif pihak Polri harus betul-betul menyelidiki apakah ada unsur intimidasi atau hanya salah paham.
Dikonfirmasi soal ke depan, apakah kegiatan politik tidak diperbolehkan lagi di area CFD?
Menurutnya hal tersebut jauh dari unsur politik karena hanya perkara pemakaian kaus.
"Saya pikir kegiatan politiknya apa di situ? Orang pakai kaus kok, dimana saja pakai kaus boleh kan? Yang tidak boleh itu kalau tidak pakai baju. Itu kan pilihan orang, tidak perlu panik juga, semua ditentukan 2019, biar rakyat yang menentukan," tambahnya.
Baca: Alfian Tanjung: Cuitan Saya Ekspresi Kekhawatiran
Diketahui Susi saat CFD mengenakan kaus #DiasibukKerja dikerubungi dan dilecehkan oleh sejumlah orang yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden.
Saat itu, Susi bersama putranya yang mengenakan kaus superhero Kapten Amerika.
Sejumlah orang itu mendekati Susi sambil mengibaskan uang ke arah Susi, tapi Susi tetap berjalan dan mengabaikan mereka.
Akibat peristiwa itu, putra Susi menangis dikarenakan ketakutan atas intimidasi yang dialami ibundanya. Insiden yang dialami Susi, viral di media sosial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.