Oesman Sapta Satukan Perpecahan di Tubuh KNPI
Dua kubu pun bersepakat menggelar kongres bersama yang akan diselenggarakan di Aceh, pada Oktober 2018 nanti
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta piawai juga dalam mengatasi perpecahan organisasi. Politisi yang akrab disapa OSO ini baru saja menyatukan dua kubu kepemimpinan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang selama ini terpecah.
Terlihat tidak satupun pengurus KNPI yang bisa memakai kantor sekretariat KNPI di Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta.
Penyatuan itu dilakukan OSO dengan mengumpulkan dua kubu yang berseteru beserta 142 Organisasi Kepemudaan (OKP) dan 28 DPD KNPI se Indinesia dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, akhir pekan lalu.
Dalam acara ini, OSO menekankan pentingnya persatuan sesama anak bangsa. Dari pertemuan itu, dua kubu pun bersepakat menggelar kongres bersama yang akan diselenggarakan di Aceh, pada Oktober 2018 nanti.
“Dua kubu ini datang atas keadaran masing-masing. Persatuan itu paling utama. Ingat, pemuda itu tulang punggung bangsa. Kongres KNPI di Aceh nanti, saya beharap berjalan sesuai prosedur, aman, dan tak ada konflik lagi,” ujar OSO.
Ia meyakini, kedua kubu yang saat ini berseteru memiliki keinginan sama, yaitu mau memajukan organisasi dan bangsa sehingga ia meminta berbagai persamaan yang ada dalam dari kedua kubu disatukan.
Menurutnya, persamaan itu harus dijadikan kekuatan untuk memajukan organisasi.
Baca: Mulai dari Wapres JK Hingga Ketua DPD Oesman Sapta Odang Hadiri Acara Pemusnahan 2,6 Ton Sabu
“Prinsipnya sama, visinya juga sama. Kita sama-sama ingin berbakti kepada bangsa ini. Jadi, jangan cari di mana bedanya. Cari persamaan sebagai sumber kekuatan,” tegas dia.
Harusnya, kata dia, organisasi kepemudaan seperti KNPI memberi teladan kepada organisasi kepemudaan lainnya.
KNPI harus menggandeng pemuda dan seluruh elemen bangsa untuk membangun bangsa.
OSO kemudian memberi pandangan masalah Pemilu.
Kata dia, menghadapi Pemilu nanti, tentu bakal banyak pertarungan sengit, baik antara parpol maupun calon presiden.
Di moment seperti itu, pemuda harus tampil untuk mengajak agar pertempuran tak membawa gesekan.