Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tsamara Amany Buka Suara soal Kritikannya pada Gatot Nurmantyo: Ini Bentuk Kepedulian Saya

Ia juga mengungkapkan bahwa lebih baik rumah ibadah tidak dijadikan ajang untuk menyampaikan pernyataan politik.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
zoom-in Tsamara Amany Buka Suara soal Kritikannya pada Gatot Nurmantyo: Ini Bentuk Kepedulian Saya
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menyambangi redaksi Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (27/3/2018). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany angkat bicara soal kritikannya kepada Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Diketahui, Gatot Nurmantyo sempat mengusu sebuah acara di Universitas Gadjah Mada (UGM) bertemakan 'Menjaga Perdamaian dan Kesatuan Bangsa Indonesia' pada Jumat (4/5/2018).

Dalam kesempatan itu Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa dirinya merasa sakit hati jika masjid dilarang dijadikan tempat untuk membahas politik.

BACA: Oesman Sapta Nilai Gerakan #2019GantiPresiden Nggak Benar Karena Belum Waktunya Ganti Presiden

Karena, menurutnya, Rasulullah pun membicarakan politik pemerintahan di taudah dan Masjid Nabawi.

Ia juga berpendapat, bahwa yang seharusnya dilarang itu adalah pembahasan yang mengarah ke adu domba, mengajak yang tidak benar, dan bukan yang bicara politik.

Tak hanya itu, Gatot juga menyampaikan bahwa membahas politik itu memiliki tujuan yang mulia namu sering disalahartikan.

Berita Rekomendasi

Hal inilah yang membuat Tsamara Amany memberikan kritikan dan tanggapannya untuk Gatot Nurmantyo.

Tsamara Amany menjelaskan bahwa ada wilayah yang seharusnya diposisikan di atas kepentingan politik.

Kritikannya tersebut pada awalnya ia sampaikan di akun Twitter pribadinya di hari yang sama saat acara tersebut berlangsung.

Kritikan Tsamary Amany
Kritikan Tsamara Amany (Twitter)

Saat dihubungi tim Tribunnews.com pada Senin (7/5/2018), Tsamary Amany pun memberikan penjelasannya kembali.

Menurut Tsamara, tidak semua tempat bisa dijadikan wadah untuk melakukan politik praktis.

“Ada wilayah masyarakat sipil yang (diletakkan) di atas (kepentingan) politik seperti tempat ibadah, jangan dilihat semuanya harus dikaitkan pada politik praktis," ujar Tsamara, dalam keterangan tertulisnya.

Tsamary mengatakan, bahwa masjid memang merupakan rumah ibadah milik seluruh umat Muslim.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas