Polisi Kembali Tewas di Mako Brimob Pasca-Rusuh, IPW Kritik SOP Keamanan
"IPW merasa prihatin dengan peristiwa ini karena terjadi di Mako Brimob pasca-kekacauan di Rutan Brimob," ujarnya
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Warch (IPW) mengkritik SOP pengamanan di Mako Brimob Depok menyusul penusukan anggota satuan intelijen di markas tersebut pada Kamis tengah malam tadi.
Kepolisian dinilai kembali 'kebobolan'. Sebab, kejadian itu terjadi tak lama tragedi ratusan napi teroris melakukan serangan dengan kerusuhan dan penyanderaan yang menewaskan lima anggota Densus 88 AT di rutan markas korps pasukan elit tersebut.
"Mako Brimob Kelapa Dua Depok Kamis tengah malam kebobolan lagi. Seorang terduga teroris berusia 23 tahun asal Jawa Barat melakukan serangan dari luar. Akibatnya seorang polisi tewas terbunuh dalam serangan itu," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Jumat (11/5/2018).
IPW meminta Polri mengungkap kasus ini hingga jaringan terorisnya. "Polri juga perlu meningkatkan keamanan di sekitar Mako Brimob. Jika keamanan anggota polisi di markas komando pasukan elit Polri itu saja tidak bisa terjaga, bagaimana publik bisa percaya bahwa polisi mampu menjaga keamanan masyarakat," ujarnya.
Neta menyampaikan, dari informasi yang diperoleh, pada Kamis pukul 23.45 WIB, dua anggota Sat Intel Brimob melihat tiga lelaki yang mencurigakan di sekitar Mako Brimob. Ketiganya diduga membawa bahan peledak.
Kedua anggota intel itu, Briptu Norman dan Briptu G pun berusaha membekuk ketiganya. Namun hanya seorang, TS, 23 tahun, yang tertangkap. Sedangkan dua temannya yang diduga membawa bahan peledak berhasil kabur.
TS dibawa ke kantor Satintelmob di dalam kompek Mako Brimob. TS izin ke toilet saat diperiksa. Bripka Marhum Frenje mendatangi toilet karena TS tak kunjung muncul. Saat itulah TS melakukan serangan dan menikam anggota Brimob itu bertubi-tubi.
Diduga pelaku TS merperoleh senjata tajam yang disembunyikannya di salah satu bagian tubuhnya.
Mendengar keributan di toilet, teman-teman Bripka Marhum Frenje mendatangi lokasi dan berhasil membekuk TS.
Sementara, Bripka Marhum Frenje yang luka parah dibawa ke RS Bhayangkara Brimob. Pukul 02.40 WIB, Bripka Marhum Frenje dinyatakan meninggal dunia dengan luka parah di bagian perut.
"IPW merasa prihatin dengan peristiwa ini karena terjadi di Mako Brimob pasca-kekacauan di Rutan Brimob," ujarnya.
Mabes Polri melalui Kadiv Humas Irjen Pol Setyo Wasisto membenarkan penusukan oleh pelaku TS di Mako Brimob yang mengakibatkan Bripka Marhum Frenje meninggal dunia.
Menurutnya, Bripka Marhum dan dua rekannya sudah melakukan penggeledahan di badan dan tas yang dibawa pelaku TS saat diamankan. Saat itu, tidak ditemukan barang berbahaya, termasuk senjata tajam.
Bripka Marhum membawa TS dengan berboncengan motor ke kantor Satintel Brimob di dalam Mako Brimob. Dua rekan Bripka Marhum turut mengawal.
Saat itu mereka berjalan dengan posisi Bripka Marhum di depan. Dan TS mengikuti di belakangnya dan diikuti oleh Briptu Gustriuce dan Bripka Rahmad.
Namun, pada saat akan masuk ke salah satu ruangan sekitar pukul 02.29 WIB, pelaku TS mengeluarkan pisau yang disimpan di bawah alat kemaluannya. Pelaku menikam bagian perut Bripka Marhum dan mengakibatkan luka terbuka.
Usai menikam, TS berbalik dan menyerang Briptu Gustriuce. Briptu Gustriuce pun mengambil tindakan tegas menembak pelaku hingga tewas.
Nyawa Bripka Marhum Frenje tak tertolong meski telah dilarikan ke RS Bhayangkara Brimob.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.