Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bom Surabaya Diduga Pemicunya dari Rusuh di Mako Brimob, Muncul Desakan Bentuk Tim Independen

Maka dari itu, ia pun meminta agar dibentuk tim investigasi independent terkait permasalahan di Mako Brimob.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bom Surabaya Diduga Pemicunya dari Rusuh di Mako Brimob, Muncul Desakan Bentuk Tim Independen
Surya/Habibur Rohman
Petugas gabungan berada di area ledakan bom di pintu sisi selatan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jl Ngagel Madya Nomor-1 Surabaya, Minggu (13/5/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komandan Kelompok Khusus Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Kolonel (Purn) Fauka Noor Farid, menyebut permasalahan rentetan aksi teror bom tidak dapat dilihat secara parsial.

Menurutnya, permasalahan terorisme yang booming saat ini, harus dilihat pada akar masalah.

Menurut Fauka, permasalahan bom ini dimulai dari keributan di Mako Brimob, yang menewaskan enam orang, yang terdiri dari satu narapidana dan lima aparat kepolisian.

Baca: Mendagri: Negara Paling Hebat Seperti Amerika Bisa Kecolongan Aksi Teroris

Maka dari itu, ia pun meminta agar dibentuk tim investigasi independent terkait permasalahan di Mako Brimob.

"Saya pastinya mengutuk keras masalah bom ini. Nah, saya melihat awal masalah ini, dimulai dari kejadian di Mako Brimob. Maka dari itu, harus ada tim investigasi independent dibentuk. Agar, ini bisa diketahui lebih jelas,"ujarnya melalui siaran tertulis, Senin (14/5/2018).

Fauka menerangkan, permasalahan bom di Surabaya dan Sidoarjo, akibat adanya pemantik dari kejadian di Mako Brimob.

Maka, pengusutan kejadian di Mako Brimob harus dijalankan.

Berita Rekomendasi

Tidak mungkin, lanjut Fauka, narapidana kasus teroris ribut atau melawan kalau tidak ada hal yang sangat krusial yang membuat mereka marah atau jadi pemicu peristiwa tersebut.

Baca: Ahmad Dhani: Pelaku Bom Juga Korban

Menurut Fauka, pasti ada hal-hal yang sangat prinsip yang menyinggung mereka. Hingga terjadi peristiwa tersebut, dan tidak sekedar masalah makanan.

"Mereka ini kan marah karena agama, idiologi atau keluarga mereka dilecehkan,"ucapnya.

Perlu diketahui juga, lanjutnya, penanganan narapidana terorisme berbeda dengan narapidana kasus lainnya.

Oleh karena itu, SOP dari penanganannya pun berbeda.

"Lantas, harus dilihat juga bagaimana SOP di sana (Mako Brimob) dijalankan seperti apa. Bisa jadi, ada SOP yang tidak dijalankan, yang membuat narapidana terorisme ini mengamuk. Semua serba kemungkinan yang harus dikuak dengan tim investigasi. Bisa jadi ada penghinaan Al Quran, bisa jadi keluarga mereka dihina, saat hendak menjengk disuruh lepas cadar dan sebagainya. Pastinya pemicunya tidak sederhana," terang mantan anggota Tim Mawar Kopassus tersebut.

Bahkan, menurut Fauka Noor Farid, kejadian di Mako Brimob disinyalir dan kemungkinan ditunggangi aktor politik.

Sebab, melihat penggiringan opini saat ini, tampak digiring pada kesalahan satu kelompok atau golongan, yang belum tentu mereka pelakunya.

"Jadi intinya, dibentuk dulu tim investigasi independent, yang isinya bisa dari golongan HAM, dan semua instansi yang terlibat. Tidak hanya dari Polisi saja. Agar, bisa dilihat akar masalahnya, dan masalah dapat diurai. Jangan hanya penggiringan opini pada satu kelompok," pungkasnya

Penulis: Feryanto Hadi

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas