Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Retno Kecam Keras Dibukanya Kedutaan Besar AS di Yerusalem

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia mengecam keras kebijakan tersebut.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Menteri Retno Kecam Keras Dibukanya Kedutaan Besar AS di Yerusalem
Dok. Biro Humas Kepresidenan
Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Indonesia hadir di Singapura dalam rangkaian Leader Retreat Meeting, (6/9). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia menyatakan sikap atas dibukanya Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia mengecam keras kebijakan tersebut.

Ujar Retno, pemindahan Kedubes yang semula di Tel Aviv merupakan sebuah langkah yang melanggar resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB serta mengancam proses perdamaian dan bahkan perdamaian itu sendiri.

"Indonesia mendesak Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB segera bersidang untuk mengambil sikap dan langkah yang tegas," ujar Retno di Jakarta, Senin malam (14/5/2018).

Pemindahan yang dilakukan pada Senin malam waktu setempat itu membuat Indonesia mengambil sikap untuk terus bersama rakyat Palestina.

Baca: Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris di Palembang

"Indonesia mendorong negara-negara anggota PBB lainnya untuk tidak mengikuti langkah Amerika Serikat.
Pemerintah dan rakyat Indonesia, akan terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya," ungkap Retno.

BERITA REKOMENDASI

Sebelumnya disebutkan langkah Negara Paman Sam itu merupakan bukti pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel.

Presiden Trump mengatakan pemindahan ini adalah pemenuhan janji kampanyenya pada pemilihan lalu.

Pada Desember lalu, Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sementara itu, Pemerintah Palestina menilai Yerusalem merupakan daerah bersejarah Palestina.

Permasalahan antar Israel dan Palestina telah berlangsung lebih dari 1 dekade, di mana telah ratusan ribu nyawa menjadi korban.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas