MTS Serap Garam Rakyat Dengan Harga Tinggi
Polemik impor garam industri yang saat ini mencuat dan sempat membuat gelisah dari kalangan petani garam,
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Polemik impor garam industri yang saat ini mencuat dan sempat membuat gelisah dari kalangan petani garam, karena ditengarai bisa merugikan dan menggangu penghasilan mereka.
Saat ini dikabarkan tengah selesai dan terbantahkan seiring dengan selesainya Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar secara tertutup oleh pihak DPRD Pamekasan pada minggu lalu.
Dari hasil RDP tersebut kabarnya, pihak DPRD tengah meminta kepada pemerintah kabupaten Pamekasan untuk memperketat pengawasan terhadap para importir garam yang ada diwilayah mereka.
Selain itu, disebutkan bahwa para petani garam Kabupaten Pamekasan tidak keberatan dengan adanya impor garam yang dilakukan oleh perusahaan garam, baik PT Mitra Tunggal Swakarsa (MTS) maupun perusahaan garam lainnya yang ada di Kabupaten Pamekasan asalkan mereka bisa menyerap garam rakyat dengan harga maksimal dan garam yang mereka impor dipergunakan untuk industri bukan konsumsi.
Sementara itu, PT Mitra Tunggal Swakarsa sendiri yang selama ini menjadi sasaran kemarahan petani dan warga menyebutkan pihaknya telah melakukan semua yang dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat, bahkan sudah melakukan serapan garam sebelum RDP digelar.
Public Relation Mitra Tunggal Swakarsa Ardi Setya Budi menyampaikan perusahaan MTS selama ini sudah menyerap garam petani kurang lebih sebanyak 10 ribu ton yang terdiri dari wilayah Sumenep, Pamekasan dan Sampang.
“Harga yang kita kasih adalah harga yang tertinggi. Saat itu artinya kita tidak beli garam petani dengan harga murah,” terang Ardi yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon oleh Tribunnews.com Senin (14/5/2018).
Ardi mengatakan serapan garam rakyat yang dilakukan Mitra Tunggal Swakarsa sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas dan meningkatkan kesejahteraan para petani garam setempat. Bahkan saat ini MTS telah menjadi alternatif bagi para petani dalam menjual hasil garam mereka.
“Komitmen kami PT Mitra Tunggal Swakarsa adalah mensejahterakan dan mengembangkan petani kita dan telah membina hubungan yang baik bersama petani dalam menjaga komitmen bersama. Kami juga berikan dana CSR untuk bantuan musholah dan masjid yang berada disekitar lingkungan petani garam,” terang Ardi. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.