Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP: Aksi Teror Tidak akan Turunkan Kepercayaan ‎Masyarakat Terhadap Pemerintah

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan ada dugaan bahwa serangan teror yang terjadi belakangan ini bertujuan untuk merusak citra Indonesia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in PDIP: Aksi Teror Tidak akan Turunkan Kepercayaan ‎Masyarakat Terhadap Pemerintah
Tribunnews.com/ fitr
Anggota Fraksi PDIP DPR RI, Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan ada dugaan bahwa serangan teror yang terjadi belakangan ini bertujuan untuk merusak citra Indonesia.

Apalagi, negera ini akan menjadi tuan rumah sejumlah acara internasional, yakni Asian Games dan Pertemuan IMF dan World Bank.

Baca: Yenny Wahid: Kabar Hoax Teror Bom Surabaya sebagai Konspirasi Politik Harus Dihentikan

Dengan adanya aksi teror tersebut para pelaku teror ingin masyarakat tidak percaya terhadap pemerintah.

"Terus muncul ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintan. Pada akhirnya, kredibilitas Presiden dipertaruhkan," katanya, Selasa, (15/5/2018).

Namun yang terjadi menurut Hendrawan, aksi teror tersebut telah membuat masy‎arakat bersatu. Muncul semangat kebersamaan dan mengutuk serangan teror dan meminta aparat keamanan memberantas terorisme hingga ke akar-akarnya.

"Masyarakat percaya bahwa Presiden yang sedang  bekerja kini diganggu oleh komponen-komponen sektarianistik, anasir-anasir penyebar kebencian dan teologi maut," katanya.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu Hendrawan tidak khawatir, serangan teror yang terjadi akan menurunkan kepercayaan pada pemerintah atau elektabilitas Jokowi.

Justru menurutnya dengan ketegasan presiden Jokowi dalam menyikapi serangan teror, maka kepercayaan terhadap pemerintah meningkat.

"Meningkatkan ekektabilitas. Ketegasan selalu mengundang simpati dan rasa percaya, bahkan muncul antipati terhadap tokoh atau partai yang selama ini ditengarai memberi angin atau pembenaran terhadap tindak kekerasan. Partai yang seolah-olah menebar benih-benih perpecahan, dibalik kredo demokrasi bahwa kritik itu sah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas