Sebelum Melakukan Bom Bunuh Diri di Mapolres Surabaya, Tri Murtiono Ceramahi Tetangganya soal Akidah
Saat mengantar air tersebut, Kasida ngobrol menanyakan asal, pekerjaan dan informasi lainnya.
Editor: Hasanudin Aco
"Baru dua kali saya antarkan ke rumah, pertama sekitar sebulan lalu, yang nerima anaknya yang paling besar."
"Tapi setiap ngantarkan saya gak boleh masuk sampai pintu, hanya boleh di pagar saja. Mau saya bawa ke dalam gak boleh sama mereka," terang Pak Kasida.
Pak Kasida juga tidak terlalu banyak tahu tentang Tri Murtiono, karena keluarganya memang tertutup.
"Gak banyak informasi yang saya tau, mereka sangat tertutup, ketemu juga hanya waktu antar air, saya lewat dwpan rumahnya juga sering tertutup," tuturnya.
Namun menurutnya, selama tinggal di Komplek tempat tinggal pak Pak Kasida, kurang lebih selama 4-bulan, Tri Murtiono tidak terlihat melakukan aktivitas mencurigakan, baik pakaian maupun aktivitas lain.
"Tak ada yang mencurigakan, aktivitas juga biasa saja, cara berpakaian juga tidak ada yang aneh," tambahnya.
Sementara, hingga hari terjadinya bom di Polrestabes Surabaya, Senin pagi lalu, Pak Kasida juga tidak mengetahui bahwa yang melakukan adalah salah satu tetangganya.
"Tahunya ya setelah di sini banyak polisi kemaren malem mas, sebelumnya gak tau," pungkasnya.