Makna Jihad yang Sebenarnya Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal
"Mari tidak menyia-nyiakan bulan Ramadan ini. Lakukan jihad yang paling kuat adalah melawan diri sendiri," kata Nasaruddin.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Rangga Baskoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi penceramah sebelum pelaksanaan salat tarawih malam 1 Ramadan 1439 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2018).
Saat membacakan ceramahnya, Nasaruddin mengungkapkan makna jihad sebenarnya yang sering kali disalahartikan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Mari tidak menyia-nyiakan bulan Ramadan ini. Lakukan jihad yang paling kuat adalah melawan diri sendiri," kata Nasaruddin.
Meski tidak menyinggung sejumlah peristiwa bom bunuh diri yang terjadi belakangan ini dan sejumlah penangkapan terduga teroris dalam ceramahnya, Nassaruddin menjelaskan jihad yang sebenarnya adalah memberikan kemaslahatan bagi manusia.
Baca: Ketua DPRD Ini Tak Setuju Pemprov DKI Lepas Saham di Perusahaan Bir
Baca: Sri Mulyani Sudah Teken Revisi Perpres 191, BBM Premium Wajib Disalurkan ke Seluruh Indonesia
"Bukan jihad yang aneh-aneh. Jihad itu untuk menghidupkan orang, bukan yang mematikan orang. Kalau mematikan orang artinya jauh dari jihad yang sebenarnya," katanya.
Nassaruddin berharap umat Islam di Indonesia dapat kembali kepada nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Termasuk dalam pelaksaan puasa tahun ini, agar tiap-tiap muslim berbenah diri sehingga mendapatkan keberkahan dan setiap amalannya diterima Allah SWT.
"Mari di bulan suci ini kembali ke dalam rel yang sebenarnya," kata Nassaruddin.