Politikus Demokrat: Masyarakat Merindukan Sosok SBY
Putu mengatakan pada saaat pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi diatas 6%
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Demokrat Putu Supadma Rudana mengapreasiasi survei Indo Barometer mengenai evaluasi 20 tahun reformasi.
Putu berpendapat bahwa survei tersebut tidak dapat dipisahkan secara ketokohan di dalam reformasi tersebut, karena itu merupakan satu kesatuan utuh.
Baca: Kisah Mohammed, Umat Muslim di Finlandia yang Berpuasa Selama 23 Jam
"Dari 1998 hingga 2018 semua itu merupakan paket kesatuan, dimana era kegemilangannya diraih saat jaman pemerintahan SBY selama 10 tahun," kata Wasekjen Demokrat itu, Minggu (20/8/2018).
Pascareformasi, kata Putu, pemerintahan SBY pertama kali presiden terpilih dalam proses demokrasi.
Baca: Rizal Ramli Ungkap Alasan Ia Disingkirkan dari Kabinet Kerja: Ada yang Tak Suka Dikepret
"Itu menunjukan suatu konsep yang baik sejak 2004 lalu," ujar anggota Komisi X DPR itu.
Putu mengatakan pada saaat pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi diatas 6%.
"Lapangan kerja meningkat, pengangguran menurun, pendapatan income perkapita masyarakat meningkat tajam selama 10 tahun, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum tidak tebang pilih, keadilan ditegakkan kepada segenap anak bangsa dengan memberikan program BLT, BLSM, KUR, BPJS, raskin dan beberapa program lainnya. Sudah pasti masyarakat juga merindukan sosok SBY," ungkap Putu.
Sebelumnya, Lembaga riset Indobarometer melakukan surveinya mengenai evaluasi 20 tahun refomasi.
Dalam survei yang melibatkan 1200 responden tersebut, publik menilai Soeharto merupakan presiden paling berhasil di Indonesia dengan angka 32,9 persen, kemudian disusuk Soekarno 21,3 persen, Joko Widodo 17,8 persen, dan Susilo Bambang Yudhoyono 11,6 persen.
"Hasil tersebut berbeda dengan survei yang digelar 7 tahul lalu di era pemerintahan SBY, dimana publik menilai Soeharto presiden paling berhasil 40,5 persen, SBY 21,9 persen, Soekarno 8,9 persen, Megawati 6,5 persen, Habibie 2 persen, dan Gusdur 2 persen," ujar Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari di Kawasan Senayan, Jakarta, Minggu, (20/5/2018).