Harapan Bamsoet untuk BI di Bawah Gubernur Perry Warjiyo
Karena itu Bamsoet mengingatkan BI di bawah komando Perry harus bisa mengantisipasi pelemahan itu agar Indonesia tak terlalu kena dampaknya
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengaku punya harapan besar terhadap Perry Warjiyo yang baru saja dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).
Bamsoet, sapaan akrabnya Bambang Soesatyo itu meyakini Perry yang punya pengalaman panjang di bidang moneter bisa mengembalikan keterpurukan kurs rupiah terhadap dolar AS (USD).
Bamsoet menyatakan, kurs USD sudah di atas Rp 14.000. Karena itu Perry harus segera melakukan akselerasi untuk menjaga stabilitas kurs rupiah.
"Dolar terus meroket di angka Rp 14.000. BI di bawah kepimpinan Perry harus segera mengambil langkah kongkret dan terukur agar rupiah tidak kian terpuruk terhadap dolar,” ujar Bamsoet di gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Lebih lanjut Bamsoet mengatakan, Perry bukanlah orang baru di BI. Peraih gelar gelar Ph.D bidang moneter dari Iowa State University itu juga pernah melalui krisis keuangan 1997, 1998, 2005 dan berbagai tahun gejolak ekonomi dunia lainnya.
Karena itu pula Bamsoet mengaku optimistis pada kemampuan Perry sebagai pengganti Agus Martowardojo di kursi Gubernur BI.
“Saya yakin Gubernur BI yang baru sudah sangat paham bagaimana mengatasi hal tersebut," tegasnya.
Bamsoet juga meminta BI menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak perekonomina global.
Meski sudah ada tanda-tanda positif dengan meningkatnya volume perdagangan dunia dan harga komoditas, Bamsoet meyakini berbagai kemungkinan masih bisa terjadi.
Legislator Golkar itu lantas mengutip prediksi Bank Dunia tentang pertumbuhan ekonomi global 2018 di 3,1 persen yang akan turun menjadi 3 persen pada tahun depan dan anjlok ke angka 2,9 persen pada 2020.
Karena itu Bamsoet mengingatkan BI di bawah komando Perry harus bisa mengantisipasi pelemahan itu agar Indonesia tak terlalu kena dampaknya.
“Pemerintah sudah mematok pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global. Untuk mensukseskannya, perlu berbagai langkah yang cermat," papar Bamsoet.
Selain itu, Bamsoet juga meminta BI bersiap diri menghadapi Idulfitri yang sudah makin dekat. Sebab, setiap jelang Idulfitri selalu terjadi lonjakan permintaan masyarakat akan uang, termasuk penukaran uang baru.
"Kebutuhan uang tunai menjelang Idul Fitri akan tinggi sekali. Peningkatan distribusi dan persedian uang tunai di Bank Indonesia harus diperkuat dari sekarang. Perlu juga kerja sama dengan perbankan dan pihak lainnya. Jika masyarakat bisa mendapatkan kemudahan dalam memenuhi dana tunainya, saya yakin mereka akan senang. Jangan sampai ada kendala teknis yang berakibat masyarakat tidak terlayani dengan baik," pungkas Bamsoet.