Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lima Tantangan Membumikan Pancasila Versi BPIP

Kelima tantangan tersebut mulai dari aspek sejarah hingga pelembagaan praktik kebajikan Pancasila.

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Lima Tantangan Membumikan Pancasila Versi BPIP
KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Anggota Dewan Pengarah BPIP ketika ditemui di Kantor BPIP, Jakarta, Kamis (31/5/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang di wakili oleh Zuly Qodir menyebutkan setidaknya ada lima tantangan utama untuk membumikan ideologi Pancasila.

Kelima tantangan tersebut mulai dari aspek sejarah hingga pelembagaan praktik kebajikan Pancasila.

Dimana kesemua nya diungkapkan dalam rangka konferensi pers BPIP memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni, esok.

Zuly mengatakan, tantangan pertama muncul dari aspek sejarah.

Dimana masih kerap ditemukan kesimpangsiuran mengenai pemahaman dan lahirnya Pancasila.

"Bukti konkretnya adalah persoalan adanya kelompok yang berkehendak mendirikan negara Indonesia bukan berdasarkan Pancasila, tetapi agama dan bentuk kekhilafahan," ujar Zuly di Kantor BPIP, Jakarta Pusat Kamis (31/5/2018).

Baca: Mahfud MD Jengkel Dikirim Meme Saya Pancasila, Saya 100 Juta

Tantangan kedua muncul dari berkembangnya pemahaman eksklusif di tengah masyarakat.

Berita Rekomendasi

Dimana pemahaman ekslusif tersebut membuat kelompok-kelompok tertentu terpinggirkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Pada akhirnya, hal itu menimbulkan rasa ketidakpercayaan satu sama lain," ujar Zuly.

Point ketiga yakni kesenjangan dan keadilan sosial.

Dimana tidak boleh terjadi penguasaan ekonomi hanya oleh segelintir atau sekelompok orang. Semua warga harus mendapat akses ekonomi dan kesejahteraan.

"Karna itu perlu di Indonesia pesan Pancasila ini agar sila-silanya terwujud bagi seluruh bangsa," ujar Zuly.

Keempat, minimnya keteladanan bagi masyarakat saat ini.

Menurut Zuly Keteladanan Pancasila tak terekspose karena tertutup gaduhnya politik dan berbagai kepentingan ideologi lain di luar Pancasila.

"Keteladanan Pancasila sebenarnya banyak namun dalam beberapa kesempatan praktik kebijakannya tertutup oleh kegaduhan politik dan ideologi," ujar Zuly.

Dan yang terakhir, Zuly menyebut belum adanya pelembagaan praktik kebajikan Pancasila.

Hal itu menyebabkan banyaknya kebijakan yang tumpang tindih dan tindak sinkron.

"Kurang disadarinya pemahaman nilai pancasila. BPIP maka hendak membuat peta jalan pembumian Pancasila," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas