Ketika Mbak Tutut Ajak Wartawan ke Ruang Kerja Pak Harto di Cendana
Mbak Tutut mengatakan ruangan tersebut sengaja digembok agar tidak ada orang yang bisa keluar masuk ke dalamnya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Selain itu terlihat juga sebuah bendera Merah Putih yang dipasang pada sebuah tiang dan ditempatkan di antara dua tombak bernuansa kuno di salah satu sudut ruangan tersebut.
Di sudut lainnya terlihat dua buah patung berbentuk figur binatang bersayap berwarna kuning keemasan berukuran sekitar 1 meter x 0,5 meter yang ditempatkan di kanan dan kiri sudut ruang tersebut.
Terdapat dua buah jam yang masih aktof dan menunjukan jarum yang sama di dalam ruangan tersebut.
Jam pertama yang terletak di dinding bagian atas berbentuk persegi panjang dengan gambar seperti bangunan bertingkat bernuansa laut.
Sedangkan jam kedua berbentuk setengah lingkaran dengan ornamen kayu dan kuning keemasan yang diletakan di sebuah meja di sudut ruangan.
Di dinding bagian atas bagian tengah ruang tersebut terlihat sebuah patung berbentuk Garuda dengan simbol Pancasila di dadanya.
Di dinding bagian lainnya terlihat foto Soeharto dengan Tien Soeharto berukuran sekitar 50 cm x 25 cm.
Mbak Tutut pun sempat menunjukan sebuah ruangan lain di dalam ruang kerja tersebut yang berfungsi sebagai kamar mandi.
Pintu kamar mandi yang bernuansa kayu panel berwarna cokelat terang tersebut juga digembok.
Ketika gembok tersebut dibuka terlihat sebuah cermin besar di depan sebuah wastafel dalam kamar mandi tersebut.
Di atas wastafel terlihat juga sebuah tempat sabun cair berisi cairan berwarna cokelat serta hiasan kristal berbentuk tumbuhan berbunga.
Lampu ruangan tersebut terlihat menerangi dinding keramik berwarna biru kehijau-hijauan dengan saklar berwarna kuning keemasan.
"Ini kamar mandi, Mbak," kata Mbak Tutut ketika menunjukkan ruangan tersebut kepada wartawan.
Di sebelah ruangan tersebut terlihat juga sebuah ruangan dengan pintu yang bernuansa sama dengan kamar mandi.
Namun ruangan yang berada tepat di antara deretan sofa kulit berwarna hitam tersebut tidak dibuka oleh Mbak Tutut.
Mbak Tutut juga mengarakan bahwa tempat itu juga digunakan ketika rapat menjelang mundurnya mendiang Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto dengan para menterinya.
"Iya ini dipakai waktu itu," kata Mbak Tutut.