Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhatan Nelayan Pantura tentang Minimnya Tangkapan Ikan dan Proyek Tol

Mereka langsung berangkat ke laut lepas dan berharap pulang membawa tangkapan ikan yang cukup.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Curhatan Nelayan Pantura tentang Minimnya Tangkapan Ikan dan Proyek Tol
TRIBUNNEWS/ABDUL MAJID
Deretan perahu nelayan di dermaga Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Senin (11/6/2018). 

Letak dermaga yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari jalur mudik pantura pun membuat tim Tour de Java Tribunnews merasa penasaran.

Terlebih, dengan adanya jalan tol yang telah tersambung mulai dari cikampek hingga nantinya berakhir di Semarang.

Faktor ekonomi pun menjadi fokus utama kami. Secara gamblang Mashuri bercerita mengenai perubahan jalur pantura dengan adanya tol.

“Kalau kami sebagai nelayan tidak terlalu berdampak. Tapi itu yang kasihan penjual-penjual makanan yang ada di pinggir-pinggir jalan ketika musim mudik tiba. Tahun kemarin itu sepi, ya beda lah dengan belum ada tol,” kata Mashuri.

Di lokasi tersebut, memang terdapat tiga warung. Biasanya pemudik yang kelelahan atau sekadar bersinggah untuk mencari makan dan minum berkunjung ke warung-warung tersebut yang menyuguhkan pemandangan Indah: laut jawa.

Untuk mencapai lokasi itu, para pemudik memang tak bisa melihat dari sisi jalan. Letaknya yang berada di pinggir pantai, mengharuskan pemudik yang menggunakan kendaraan terlebih dulu berbelok ke kiri (jika dari arah Jakarta) setelah jembatan kali cenang.

Di lain sisi, pria dua anak itu pun mengaku sangat senang dengan adanya jalur tol. Kelancaran jalan ketika mendekati Idul Fitri menjadi alasan utamanya.

Perahu nelayan
Deretan perahu nelayan di dermaga Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Senin (11/6/2018).
Berita Rekomendasi

“Tapi semenjak ada jalur tol, di sini jadi tidak terlalu macet lagi. Kita juga kalau silaturahmi ke saudara-saudara lebih mudah,” sambungnya.

Baca: Piala Dunia 2018 Rusia, Sandi Mengaku Selalu Loyal Dukung Timnas Jerman

Saat musim mudik tiba, daerah tempat Mashuri tinggal juga ramai didatangi suadara atau rekannya yang merantau keluar.

Mereka umumnya bekerja sebagai buruh pabrik, karyawan dan tak jarang menjadi pengusahan di kota rantaunnya.

Cerita di balik itu. Kerinduan dari para pemudik pun ia lontarkan. Selain keluarga ternyata tradisi makan bersama dan bersilaturahmi menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu selain liburan bersama.

“Waktu mudik tiba, di sini juga ramai dikunjungi orang-orang yang merantau. Biasanya mereka datang ke sini itu yang dilakukan silaturahmi ke saudara dan teman-temannya, makan bersama dan liburan bersama,” jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas