Jokowi Diminta Pilih Cawapres yang Menguasai Masalah Perekonomian
Seseorang yang dianggap mampu menguasai persoalan ekonomi secara menyeluruh saat sekarang ini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Figur calon wakil presiden (cawapres) yang ideal untuk mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang adalah sosok yang mampu memperkuat Jokowi untuk menggerakkan industrialisasi.
Seseorang yang menguasai masalah untuk mengkoordinasikan perbaikan ekonomi secara struktural.
Hal itu disampaikan ekonom Yopie Hidayat kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Menurut mantan Staf Khusus Wapres Boediono itu, realitas politik Indonesia membuat dukungan partai politik menjadi sangat krusial.
“Tanpa dukungan politik dari partai, tidak mungkin pendamping Jokowi akan dapat menjalankan tugasnya secara maksimal. Presiden dan wakilnya malah akan lebih sibuk menyelesaikan tarik-menarik di panggung politik ketimbang bekerja secara riil,” ujarnya.
Menurut Yopie, Jokowi harus mencari wakil yang memenuhi kombinasi parameter yakni seorang teknokrat yang mumpuni di bidang industrialisasi yang juga memiliki dukungan dari partai politik.
“Tanpa itu, masalah mendasar kita tak akan pernah teratasi,” katanya.
Ia menambahkan, tantangan bagi Jokowi dalam lima tahun ke depan salah satunya adalah menjaga agar rupiah untuk tidak terus merosot.
Sumber masalahnya adalah defisit neraca transaksi berjalan atau current account.
“Dolar yang masuk ke negeri ini dari hasil ekspor lebih sedikit daripada dolar yang keluar untuk membayar impor dan sebagainya. Ini sebabnya mengapa rupiah terus melemah terhadap dolar,” jelasnya.
Mengatasi defisit current account, lanjut Yopie, membutuhkan upaya terkoordinasi di antara semua menteri, terutama menteri-menteri yang mengurusi masalah ekonomi.
Agar Indonesia memperoleh dolar lebih banyak, penerimaan ekspor, kata Yopie, juga harus jauh lebih besar daripada pengeluaran untuk impor.
Untuk itu, Jokowi harus menjadikan industrialisasi sebagai tema utama pemerintah dalam lima tahun mendatang.
“Jika sekarang temanya pembangunan infrastruktur, lima tahun mendatang temanya harus industrialisasi. Selain untuk meningkatkan penerimaan ekspor, otomatis rakyat akan lebih sejahtera jika Indonesia berhasi melakukan industrialisasi,” ujarnya.