Polemik Presidential Threshold, Riza Patria dan Adian Napitupulu Debat soal 'Arogansi Kekuasaan'
Politikus Partai Gerindra Riza Patria yang juga duduk di kursi dewan terlibat adu mulut dengan politisi PDIP Adian Napitupulu.
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Gerindra Riza Patria yang juga duduk di kursi dewan terlibat adu mulut dengan politisi PDIP Adian Napitupulu.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari acara Mata Najwa yang diunggah oleh akun YouTube @Najwa Shihab pada Rabu (4/7/2018).
Kedua politisi tersebut saling berdebat mengenai ambang batas pencalonan presiden, presidential threshold 20 persen yang saat ini sedang didugat oleh sejumlah pihak.
Dalam awal video, terdapat segmen dari perwakilan kubu pro dan kontra untuk menyampaikan argumentasi mereka.
Untuk kubu pro ambang batas, ada Rambe Kamarul Zaman yang berasal dari Partai Golkar.
Dalam argumentasinya, Rambe menyatakan 20 persen jumlah kursi sebenarnya sudah dinyatakan dalam undang-undang.
"DPR sebagai pembuat UU sudah bersepakat bahwa harus ada dukungan parpol. Putusan MK mengatakan ambang batas menguatkan sistem presidensil," ucapnya.
Sementara itu, dari kubu kontra, ada A Riza Patria dari Partai Gerindra yang mengatakan jika Indonesia menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia.
Ia pun menyatakan jika presiden haruslah orang yang terbaik.
Dengan adanya presidential threshold ini Patria mengungkapkan hak-hak rakyat dirampas.
Ia juga menambahkan jika presidential threshold ini merupakan bentuk arogansi dari kekuasaan.