Soal Anggota DPR yang Ditangkap KPK, Warga: Dia Dulu Sederhana Banget, Nggak Kayak Sekarang
Berdasarkan keterangan warga sekitar tempat Eni tinggal, politikus Partai Golkar itu berasal dari keluarga sederhana.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih yang terjaring Operasi Tangkap Tangan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan keterangan warga sekitar tempat Eni tinggal, politikus Partai Golkar itu berasal dari keluarga sederhana.
Wakil ketua komisi yang membidangi energi itu tinggal di Jalan Swadaya Nomor 10 RT 4/RW 4, Larangan Indah, Kota Tangerang.
Baca: Anggota DPR yang Ditangkap KPK Jarang Bersosialisasi dengan Warga
Menurut cerita dari seorang warga asli Larangan, Eni berasal dari keluarga yang sederhana dan sudah menempati rumah tersebut sejak tahun 1970-an.
"Dia dulu sederhana banget, pokoknya gak kayak sekarang. Rumahnya juga cuma beberapa petak saja," ujar seorang warga kepada wartawan di lokasi, Sabtu (14/7/2018).
Warga tersebut juga menjelaskan, rumah megah bercat putih itu baru direnovasi sejak tahun 2017.
"Sekarang megah banget gaya hidupnya, dulu beda banget sederhana banget," ujar warga yang enggan disebutkan namanya.
Eni sendiri terpilih sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur X meliputi Lamongan dan Gresik sejak sekira empat bulan yang lalu.
Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah membenarkan informasi beredar anggota DPR RI tersebut diamankan di Rumah Menteri Sosial, Idrus Marham di kawasan Widya Chandra.
"Lokasinya memang kebetulan di sana (rumah Mensos). Tentu saja sebelum mengamankan kami memastikan bahwa orang yang diduga terlibat dari perkara yang kita bawa adalah benar," kata Febri di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dikonfirmasi apakah transaksi terjadi di kediaman Idrus Marham, Febri membantah.
Menurutnya anggota DPR tersebut lebih dulu bertransaksi suap baru bertolak ke rumah Idrus Marham.
"Setelah kami kroscek di lapangan ternyata benar ada transaksi. Baru kami amankan sejumlah pihak yang kebetulan disana. KPK harus memastikan dulu," kata Febri.
Sementara soal apakah suap itu terkait proyek PLN, Febri menyatakan sejauh ini belum dikonfirmasi karena para pihak yang diamankan masih menjalani pemeriksaan awal.