Pengamat: Persoalan Taksi Bandara Tidak Pernah Selesai Sejak Lama
Agus Pambagio berpendapat persoalan taksi bandara selalu menjadi masalah dikarenakan bandara yang digunakan merupakan bandara milik TNI
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari lalu terjadi pemberhentian penumpang taksi Blue Bird oleh sekelompok oknum taksi bandara di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio berpendapat persoalan taksi bandara selalu menjadi masalah dikarenakan bandara yang digunakan merupakan bandara milik TNI sehingga tidak kunjung usai.
"Itu sudah dari dulu begitu, nggak bisa dibenahi. Karena menggunakan bandara dari TNI sehingga terjadi hal demikian," ujar Agus saat diwawancara Tribunnews.com via telepon, Selasa (17/7/2018).
Sementara itu dirinya menjelaskan secara peraturan tidak ada larangan untuk taksi seperti Blue Bird untuk mengangkut penumpang di bandara manapun.
"Secara peraturan seharusnya boleh untuk armada taksi kaya bluebird seperti itu untuk mengangkut penumpang di bandara manapun. Soalnya kalau nggak boleh lalu hal itu terjadi pada turis asing kan jelek jadinya, urusannya apa turis asing kan nggak tau," ujarnya.
Agus mengatakan masalah tersebut tidak hanya terjadi di Bandara Ahmad Yani, tetapi terjadi juga di bandara-bandara lainnya.
"Kayak gini dimana mana terjadi, seperti sekarang saya di makassar juga sama masalahnya," katanya.
Agus pun menyarankan agar pemerintah membuat bandara baru dan tidak menggunakan bandara milik TNI untuk digunakan sebagai bandara warga sipil.
Sementara itu, Agus juga menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hendak menyelesaikan masalah tersebut apabila Angkasa Pura I tidak mampu menyelesaikan.
"Kalau pak menhub mau turun tangan ya silahkan, kita lihat aja bisa selesai sampai kebawah atau nggak," katanya.